Usia Hanya Angka! Thiago Silva dan Fabio Pimpin Fluminense Permalukan Inter Milan

Siapa sangka tim dengan rata-rata usia tertua kedua di turnamen mampu mempermalukan finalis Liga Champions? Fluminense mencetak salah satu kemenangan paling berkesan di Piala Dunia Antarklub 2025 dengan menaklukkan Inter Milan 2-0 di babak 16 besar.

Meski diperkuat sejumlah pemain senior yang dianggap telah melewati masa keemasan, Fluminense membuktikan bahwa usia bukanlah hambatan. Di bawah panas terik North Carolina yang mencapai 33°C, para pemain veteran justru tampil dominan.

Dua di antaranya, Thiago Silva (40) dan Fabio (44), tampil luar biasa dan menjadi simbol kejayaan Fluminense—membuktikan bahwa pengalaman dan kecerdasan bermain bisa menundukkan energi muda Inter Milan.

Thiago Silva: Komandan Pertahanan yang Tak Lekang oleh Waktu

Usianya boleh 40 tahun, namun Thiago Silva menunjukkan kelas dunia yang tak luntur oleh waktu. Bek tengah legendaris ini menjadi benteng kokoh di lini belakang Fluminense dengan 8 kali sapuan (clearance) dan kepemimpinan yang tak tergantikan.

Silva tampil tenang, presisi, dan hampir tanpa kesalahan. Ia membaca permainan lawan dengan sangat baik dan menjadi alasan utama Inter Milan kesulitan menembus kotak penalti.

Penampilannya malam itu seakan membawa memori masa kejayaan bersama Chelsea, PSG, dan Timnas Brasil—menunjukkan bahwa status “veteran” tidak identik dengan penurunan kualitas.

Fabio: Dewa Penjaga Gawang yang Tak Menua

Di bawah mistar, Fabio menjadi tembok hidup. Penjaga gawang berusia 44 tahun ini mencatat sejumlah penyelamatan krusial, termasuk momen spektakuler di menit ke-85 saat ia menggagalkan sepakan keras Sebastiano Esposito dengan kaki.

Dengan 508 clean sheet dan 1.378 pertandingan profesional, Fabio kini memburu rekor legenda Inggris Peter Shilton (1.390 laga). Jika Fluminense terus melaju, sejarah bisa ditorehkan.

Strategi Renato Gaucho: Percaya pada Pengalaman

Pelatih Renato Gaucho layak mendapat pujian tinggi. Ia berani memainkan sejumlah pemain senior seperti Samuel Xavier (35), Rene (32), German Cano (37), dan Everaldo (33)—dan mereka semua tampil solid.

Gaucho menerapkan formasi 4-3-3 yang mengutamakan pertahanan rapat dan serangan balik cepat. Strategi ini terbukti efektif membuat Inter frustrasi sepanjang laga.

German Cano membuka skor di menit ke-3 lewat sundulan hasil umpan silang Marcelo, sementara Hercules (25) memastikan kemenangan lewat tendangan spektakuler di menit-menit akhir.

Siap Hadapi Al Hilal

Kemenangan ini mengantar Fluminense ke perempat final untuk menghadapi Al Hilal, tim yang baru saja mengejutkan dunia dengan mengalahkan Manchester City 4-3 lewat perpanjangan waktu.

Dengan moral tinggi dan pengalaman segudang, Fluminense kini menjadi tim yang sangat berbahaya. Jika Thiago Silva dan para veteran lainnya tetap bugar, tak ada alasan untuk meragukan peluang mereka melaju lebih jauh.

Pesan dari Thiago Silva dan Fluminense: Sepak Bola Tak Mengenal Umur

Pertandingan ini menjadi pengingat bahwa sepak bola bukan hanya tentang fisik dan kecepatan. Ini juga tentang kecerdasan, pengalaman, dan mental juara.
Fluminense membuktikan bahwa dengan pemimpin seperti Thiago Silva, tim ‘tua’ pun bisa menaklukkan raksasa Eropa.

Mereka mungkin dijuluki “tim kakek-kakek”, tapi gaya main mereka adalah milik pemenang sejati.
Usia hanyalah angka—Thiago Silva baru saja membuktikannya.

Mungkin Anda Menyukai