Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mendorong PSSI untuk segera menggelar Liga Putri Indonesia, meskipun dengan format yang sederhana dan tidak harus mewah. Menpora menilai kehadiran kompetisi reguler sangat penting untuk menunjang performa Timnas Putri ke depan.
Dorongan ini muncul setelah kegagalan Timnas Putri Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia Wanita 2026. Skuad asuhan Satoru Mochizuki hanya mampu finis di peringkat ketiga Grup D pada babak kualifikasi yang berlangsung di Tangerang, 29 Juni–5 Juli 2025, dengan koleksi tiga poin.
Ketiadaan Liga Putri menjadi salah satu sorotan utama usai kegagalan tersebut. Setelah laga terakhir, para pemain Garuda Pertiwi terlihat membawa spanduk bertuliskan, “Pak Erick, Kapan Liga Putri Digelar?”, sebagai bentuk aspirasi kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Namun, aksi simbolis itu sempat memicu kontroversi karena terlihat ada staf PSSI yang langsung menarik dan menggulung spanduk tersebut.
Menpora pun merespons hal ini dengan menyatakan bahwa tidak perlu menunggu konsep kompetisi yang sempurna. Yang terpenting saat ini adalah memulai kembali Liga Putri demi mendukung pembinaan dan kontinuitas pemain wanita di level kompetitif.
“Tak perlu menunggu konsep yang mewah, yang penting kompetisinya jalan dulu. Nanti bisa dikembangkan bertahap,” ujar Dito Ariotedjo dalam keterangan terpisah.