Patrick Kluivert akhirnya memecah keheningan setelah Timnas Indonesia dipastikan gagal melangkah ke Piala Dunia 2026. Melalui unggahan di akun media sosial pribadinya, pelatih asal Belanda itu menulis surat terbuka sepanjang 186 kata, berisi refleksi, penyesalan, sekaligus tanggung jawab penuh atas hasil yang mengecewakan tersebut.
Timnas Indonesia harus mengakhiri perjuangan di Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dalam dua laga terakhir, skuad Garuda kalah 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak, sehingga menutup perjalanan di posisi terbawah Grup B tanpa satu poin pun.
Kegagalan ini memicu kekecewaan besar di kalangan pendukung Garuda. Sejumlah keputusan taktis Kluivert juga menuai kritik tajam dari publik. Setelah laga kontra Irak, pelatih berusia 49 tahun itu langsung terbang ke Belanda bersama stafnya, sementara para pemain pulang ke Indonesia pada Senin (13/10). Tak lama berselang, ia mengunggah pesan terbuka untuk seluruh fans Timnas Indonesia.
Kluivert: Kecewa, Tapi Siap Tanggung Jawab
Patrick Kluivert tidak menutupi rasa kecewa mendalam yang ia rasakan. Ia menyebut kegagalan ini menyakitkan bagi semua pihak — pemain, staf, dan terutama para pendukung.
“Saya merasakan sakit dan kekecewaan yang sama seperti kalian. Kekalahan dari Arab Saudi dan Irak menjadi pelajaran pahit, tetapi juga pengingat betapa tinggi mimpi yang kita miliki bersama,” tulis Kluivert.
Ia menegaskan bahwa seluruh upaya terbaik telah diberikan untuk membawa Indonesia melangkah sejauh mungkin, namun hasil di lapangan tidak sejalan dengan harapan.
“Sebagai pelatih kepala, saya bertanggung jawab penuh atas hasil ini,” tegas eks pelatih Timnas Curacao tersebut.
Isi Lengkap Surat Patrick Kluivert
Berikut isi lengkap pernyataan Patrick Kluivert dalam unggahan media sosialnya, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia:
“Saya merasakan sakit dan kekecewaan yang sama seperti kalian.
Kekalahan dari Arab Saudi dan Irak menjadi pelajaran pahit, tetapi juga pengingat betapa tinggi mimpi yang kita miliki bersama.Sebagai pelatih kepala, saya bertanggung jawab penuh atas hasil ini.
Kami telah memberikan segalanya — dengan hati, dengan disiplin, dan dengan kebersamaan. Setiap hari, tim ini bekerja keras untuk berkembang, belajar, dan mewakili Indonesia dengan kebanggaan.
Kami memang belum berhasil mencapai Piala Dunia 2026, tetapi kami telah menetapkan standar baru yang bisa menjadi fondasi untuk melangkah lebih percaya diri ke depan.
Kami bekerja tanpa lelah untuk menyatukan para pemain dari dalam dan luar negeri menjadi satu keluarga, didukung oleh staf yang selalu berdiri dengan satu hati dan satu suara.
Ini adalah bagian dari perjalanan panjang — bagi tim, bagi bangsa, dan bagi semua yang percaya pada sepak bola Indonesia.
Kemajuan sejati membutuhkan waktu. Dan apa yang telah kita bangun bersama akan terus tumbuh, melampaui hari ini.
Benih-benih itu telah ditanam: dalam pola pikir, dalam budaya, dan dalam keyakinan bahwa Indonesia pantas berada di panggung terbesar.”
