Suara Frustrasi Alvaro Morata: Jalan Sulit Sang Striker Como

Jakarta – Alvaro Morata kembali menghadapi masa-masa sulit setelah mengalami cedera saat Como berhadapan dengan Inter Milan. Penyerang Spanyol itu harus ditarik keluar lebih cepat usai merasakan nyeri pada area adductor kirinya, menambah panjang daftar masalah yang ia hadapi sejak awal musim.

Cedera tersebut muncul ketika Morata mencoba lolos dari tekanan Federico Dimarco dan Marcus Thuram di sisi kiri pertahanan Inter. Upayanya terhenti saat ia tiba-tiba merasakan sakit dan terjatuh, menyimbolkan periode berat yang tengah ia jalani—baik di klub maupun dalam upayanya kembali ke Timnas Spanyol.


Cedera Saat Hadapi Inter

Morata terlihat mengalami masalah otot saat berusaha memutar badan di dekat bendera pojok untuk menghindari pressing pemain Inter. Usai kehilangan keseimbangan, ia langsung memegang bagian adductor kirinya. Tim medis dengan cepat memberi tanda bahwa ia tak dapat melanjutkan laga.

Pada menit ke-32, Cesc Fàbregas akhirnya memasukkan Douvikas sebagai pengganti. Sejak hijrah ke Como pada musim panas lalu, Morata belum mampu mencetak gol, dan cedera ini semakin memperberat proses adaptasinya.

Beberapa jam setelah pertandingan, Morata menuliskan pesan emosional di media sosial—menggambarkan betapa tertekannya ia dengan situasi yang dihadapi.

“Ketika semuanya tidak sesuai harapan, ketika Anda sudah berjuang keras tapi tetap belum mencapai target, rasa frustrasinya sangat besar. Dan kini ditambah lagi cedera ini,” tulisnya.


Ambisi Piala Dunia dan Tekanan yang Meningkat

Morata memiliki ambisi kuat untuk tampil di Piala Dunia 2026. Namun peluang itu semakin menipis setelah ia berulang kali tidak dipanggil Luis de la Fuente dalam beberapa skuad terbaru Timnas Spanyol.

Kompetisi di posisi penyerang juga semakin padat. Oyarzabal kini menjadi pilihan utama, sementara Borja Iglesias dan Samu lebih sering mendapat kesempatan dari bangku cadangan. Selain itu, performa Ferran Torres yang menanjak di Barcelona membuat persaingan semakin ketat.

Di tengah tekanan tersebut, Morata tetap menyampaikan rasa terima kasih kepada orang-orang yang mendukungnya di Como.

“Meski dalam periode sulit seperti ini, saya tetap merasa beruntung. Saya punya rekan setim, klub, dan suporter yang luar biasa… Orang-orang yang belakangan ini terasa seperti keluarga bagi saya. Saya bangga menjadi bagian dari Como.”

Mungkin Anda Menyukai