Pelatih Timnas U-17 Indonesia, Nova Arianto, siap memanfaatkan Piala Kemerdekaan 2025 untuk meracik komposisi terbaik Garuda Asia.
Di turnamen ini, Indonesia akan menghadapi tiga lawan tangguh: Tajikistan, Uzbekistan, dan Mali. Secara kualitas, ketiganya bisa menjadi gambaran nyata level persaingan yang akan dihadapi di Piala Dunia U-17 2025 mendatang.
Nova menegaskan, persiapan tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga mental pemain. Selain itu, tim pelatih perlu menyiapkan berbagai rencana cadangan jika strategi utama tidak berjalan sesuai rencana di turnamen dunia nanti.
“Saya ingin semua pemain merasakan bermain di lapangan dengan atmosfer kompetisi yang ketat. Beberapa pemain baru bergabung, jadi mereka butuh waktu untuk beradaptasi dan mendapatkan pengalaman internasional,” ujarnya.
Sejumlah nama baru memang masuk skuad, di antaranya Noah, Eizar, dan Aaron. Mereka dipantau dari Elite Pro Academy (EPA) dan akan diberi kesempatan tampil di laga internasional. Nova menilai, pengalaman ini sangat berharga mengingat ada perbedaan besar antara bermain di klub dan di timnas, apalagi melawan lawan yang levelnya di atas Indonesia.
“Target kami adalah memberi jam terbang internasional bagi pemain yang mungkin belum pernah merasakannya. Ini akan sangat bermanfaat bagi mereka,” jelasnya.
Dari sisi lawan, Nova menyebut tim-tim peserta Piala Kemerdekaan bisa menjadi representasi calon rival Indonesia di Piala Dunia nanti. Meski sempat berharap menghadapi tim Amerika Latin, rencana itu batal karena pembatalan dari pihak lawan.
“Mali bisa menjadi representatif untuk lawan seperti Zambia. Sementara Brasil dan Honduras tentu berbeda karakter dengan tim Asia, jadi kami harus menyesuaikan pendekatan,” pungkasnya.