Arsenal kembali menunjukkan mengapa mereka menjadi salah satu tim paling berbahaya dalam situasi bola mati. Keunggulan ini bukan kebetulan, melainkan hasil kerja detail dan konsistensi dalam latihan di bawah arahan spesialis bola mati, Nicolas Jover. Setiap musim, The Gunners selalu menghadirkan variasi baru agar tetap sulit ditebak.
Kemenangan atas Slavia Praha di Liga Champions menjadi contoh terbaru. Dalam laga itu, terlihat perubahan pola eksekusi sepak pojok yang memberi dimensi baru bagi permainan Arsenal.
Pola Baru dari Nicolas Jover
Jover terlihat aktif memberi arahan langsung di pinggir lapangan. Kali ini, Arsenal tidak lagi hanya menargetkan tiang jauh seperti biasanya dengan memanfaatkan postur Gabriel Magalhães.
Sebaliknya, Declan Rice mengirimkan bola ke tiang dekat, di mana Leandro Trossard siap menyambutnya. Trossard kerap memberikan flick atau langsung menembak, menciptakan situasi yang sulit diantisipasi lawan.
Perubahan titik serangan ini memaksa pertahanan lawan menyesuaikan fokus penjagaan, membuka ruang di area lain kotak penalti, dan menambah kompleksitas ancaman dari setiap set piece Arsenal.
Efek Taktis di Lapangan
Variasi baru tersebut membuat lawan semakin sulit menebak arah serangan bola mati Arsenal. Jika sebelumnya mereka hanya menjaga area belakang, kini perhatian terbagi ke dua titik berbeda.
Strategi ini juga menjadi jawaban atas kecenderungan lawan bermain dalam blok rendah — memaksa Arsenal mencari peluang melalui bola mati dan variasi pergerakan.
Meski tidak selalu menghasilkan gol, pola ini memperluas cara Arsenal menciptakan tekanan dan mengontrol tempo. Bagi tim-tim Premier League lainnya, setiap sepak pojok Arsenal kini bisa menjadi ancaman nyata — bukan sekadar rutinitas, tapi senjata taktis yang mematikan.
