PSSI Tak Ingin Ulangi Kesalahan, Belajar dari Penunjukan Patrick Kluivert

PSSI mengakui telah mengambil pelajaran penting dari keputusan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia. Federasi kini menilai langkah tersebut tidak berjalan sesuai harapan dan menjadi evaluasi besar dalam proses pemilihan pelatih ke depan.

Penunjukan Kluivert kala itu dianggap terlalu berisiko, layaknya “membeli kucing dalam karung”. Apalagi sebelum kedatangannya, PSSI memutus kerja sama dengan Shin Tae-yong, sosok yang sukses membawa Timnas Indonesia menembus Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Perjalanan Garuda kemudian dilanjutkan di bawah arahan Patrick Kluivert. Meski Timnas Indonesia mampu melaju ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, hasil akhirnya jauh dari harapan. Kekalahan telak dari Arab Saudi dan Irak membuat langkah Indonesia terhenti dan mimpi tampil di Piala Dunia 2026 pun sirna.

Situasi tersebut berujung pada berakhirnya kerja sama PSSI dengan Kluivert. Kini, federasi tengah bergerak aktif mencari sosok pelatih baru yang dinilai benar-benar tepat untuk menangani Timnas Indonesia.

Proses Seleksi Pelatih Lebih Ketat dan Terbuka

PSSI disebut telah melakukan wawancara dengan empat kandidat pelatih di Inggris. Dari proses tersebut, dua nama terbaik sudah mengerucut dan akan dibahas lebih lanjut dalam rapat Komite Eksekutif (Exco).

Anggota Exco PSSI, Endri Erawan, menegaskan bahwa pemilihan pelatih kali ini dilakukan dengan sangat serius. Target yang dipasang federasi pun bukan sekadar jangka pendek.

“Pesan dari Ketua Umum PSSI, Pak Erick Thohir, target kami sangat jelas dan tidak main-main. Kami ingin berusaha lolos ke Piala Dunia 2030, jadi pelatih yang dipilih harus benar-benar berkualitas,” ujar Endri Erawan kepada awak media, Selasa (16/12/2025).

Menurutnya, keempat kandidat yang diwawancarai memiliki rekam jejak kepelatihan yang baik. Namun, kualitas di atas kertas saja tidak cukup.

“Yang paling penting, pelatih tersebut harus punya perencanaan matang untuk Timnas Indonesia. Kami tidak ingin lagi membeli kucing dalam karung,” tegas Endri.

Ia menambahkan, PSSI mencari pelatih yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki komitmen dan hati untuk sepak bola Indonesia.

“Kami tidak ingin mengulangi kejadian yang kurang baik seperti sebelumnya,” lanjutnya.

Libatkan Banyak Pihak dalam Proses Interview

Endri Erawan juga mengapresiasi proses seleksi yang kini berlangsung lebih transparan dan kolektif, mirip dengan saat PSSI merekrut Shin Tae-yong pada 2019.

Berbeda dengan proses sebelumnya, ketika wawancara Patrick Kluivert hanya dilakukan oleh Erick Thohir, kali ini PSSI mengirim delegasi lengkap ke Inggris. Empat perwakilan yang terlibat adalah Endri Erawan, Muhammad (anggota Exco PSSI), Alexander Zwiers (Direktur Teknik), serta Jordi Cruyff (Penasihat Teknik).

“Kami mengevaluasi kegagalan di Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dari situ, kami belajar bagaimana cara mendatangkan pelatih yang tepat,” jelas Endri.

Ia menutup dengan menegaskan bahwa seluruh proses wawancara dilakukan demi memastikan Timnas Indonesia ditangani sosok terbaik untuk menghadapi tantangan besar ke depan.

Mungkin Anda Menyukai