Jakarta – Neymar kembali menunjukkan loyalitas luar biasa kepada Santos. Namun keputusan heroiknya itu justru berpotensi mengancam peluang tampil bersama Timnas Brasil di Piala Dunia 2026.
Meski tengah mengalami robekan pada meniskus, pemain berusia 33 tahun tersebut tetap memaksakan diri tampil penuh 90 menit di laga penentuan melawan Cruzeiro pekan lalu. Padahal tim medis sebenarnya menyarankan ia untuk beristirahat total. Keputusannya terbukti krusial—Neymar tampil sejak menit awal dan membantu Santos menang 3-0, memastikan klub masa kecilnya itu terhindar dari degradasi.
Begitu pertandingan berakhir, Neymar langsung jatuh berlutut. Ribuan pendukung di Vila Belmiro meneriakkan namanya, menyadari betapa besar pengorbanan sang megabintang.
“Saya datang untuk membantu sekuat yang saya bisa. Minggu-minggu terakhir ini sangat berat,” kata Neymar. “Saya berterima kasih kepada semua yang membuat saya tetap bisa bermain meski kondisi lutut saya tidak baik. Sekarang saya harus fokus beristirahat dan menjalani operasi.”
Pengorbanan Besar demi Klub yang Membesarkannya
Santos sebelumnya merasakan pahitnya degradasi pada 2023. Musim ini mereka kembali terseok-seok, namun kehadiran Neymar sejak kembali pada Januari lalu menjadi penentu di saat genting.
Dalam lima pertandingan terakhir, Santos tidak tersentuh kekalahan. Neymar tampil impresif dengan torehan lima gol dan satu assist, termasuk hattrick ke gawang Juventude. Performa tersebut sekali lagi menegaskan posisinya sebagai ikon klub yang membesarkan namanya sejak remaja.
Ancaman Absen di Piala Dunia 2026
Namun di balik euforia itu, kondisi cedera Neymar memburuk. Keputusannya tampil dalam keadaan meniskus robek membuatnya harus menjalani operasi, dan proses pemulihan cedera jenis ini biasa memakan waktu cukup lama. Padahal perjalanan Brasil menuju Piala Dunia 2026 semakin dekat.
Pelatih Timnas Brasil, Carlo Ancelotti, menegaskan bahwa pemanggilan pemain hanya bergantung pada kondisi fisik dan performa terkini.
“Jika Neymar fit dan bermain bagus, ia akan ikut Piala Dunia. Itu prinsipnya,” ujar Ancelotti. “Kami harus memikirkan kepentingan Brasil—dengan ataupun tanpa Neymar.”
Mimpi Terakhir Neymar?
Dengan catatan 79 gol dalam 128 laga, Neymar masih menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Brasil, unggul tipis dari Pele. Namun semua pencapaian itu tidak cukup jika ia gagal pulih sebelum turnamen.
Pengorbanan Neymar untuk menyelamatkan Santos mungkin akan selalu dikenang para pendukung. Namun kini muncul pertanyaan besar: apakah keputusan berani itu justru membuatnya kehilangan kesempatan terakhir untuk tampil dan bersaing memperebutkan trofi Piala Dunia?
