Naturalisasi Mauro Zijlstra Masuki Tahap Kemenkumham, Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?

Jakarta – Proses naturalisasi pemain keturunan, Mauro Zijlstra, kini telah mencapai tahap penting. Kabar terbaru menyebutkan bahwa dokumen naturalisasi penyerang muda FC Volendam tersebut sudah masuk ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Mauro Zijlstra belakangan ramai menjadi perbincangan di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air. Pemain berdarah Indonesia-Belanda ini sedang dalam proses untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) agar bisa memperkuat Timnas Indonesia di ajang internasional.

Sebelumnya, proses administrasi naturalisasi Zijlstra telah melewati tahap di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Kini, tahap berikutnya berada di bawah wewenang Kemenkumham, sebagai bagian dari proses legal menuju pengesahan kewarganegaraan.

Diproses Bersamaan dengan Dua Pemain Timnas Putri
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Vivin Cahyani, mengonfirmasi bahwa berkas naturalisasi Zijlstra diproses bersamaan dengan dua calon pemain Timnas Putri, yakni Isabelle Nottet dan Pauline van de Pol. Ketiganya kini memasuki tahapan legalitas di Kemenkumham.

Erick Thohir: Penting untuk Perkuat Lini Depan
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa naturalisasi Mauro Zijlstra bertujuan untuk menambah kedalaman skuad, terutama di lini serang. Mengingat Timnas Indonesia akan menghadapi ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Oktober 2025, ketersediaan pemain pelapis menjadi sangat penting.

“Kalau dulu kita punya dua tim (2×11), dan ada yang cedera, langsung bingung. Sekarang? Kita punya banyak opsi, termasuk di lini belakang dan sayap,” jelas Erick.

Zijlstra, yang berposisi sebagai penyerang, diharapkan dapat menjadi alternatif andal di lini depan. Apalagi saat ini, striker diaspora Ole Romeny mengalami cedera dan dipastikan absen pada FIFA Matchday September 2025.

Keputusan Tetap di Tangan Pelatih
Meski proses naturalisasi berjalan positif, keputusan akhir terkait pemanggilan dan pemakaian Zijlstra di skuad tetap berada di tangan pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. PSSI hanya memfasilitasi proses administrasi, sementara aspek teknis sepenuhnya merupakan kewenangan tim pelatih.

“Kalau performanya bagus di U-23, bisa saja dia naik ke senior sebagai pelapis. Tapi semua kembali ke evaluasi pelatih,” ujar Erick.

Erick juga menyebut bahwa langkah memperluas basis pemain ini adalah bagian dari strategi jangka panjang PSSI, termasuk memperkuat tim di level U-17 dan U-23 agar regenerasi terus berjalan. Dengan bertambahnya pemain berkualitas, risiko kehilangan pemain akibat cedera dapat diatasi dengan rotasi yang lebih solid.

 

Mungkin Anda Menyukai