Jakarta – Manchester United tengah memburu penyerang baru di bursa transfer musim panas 2025, demi memperkuat lini depan yang tampil tumpul musim lalu. Namun, klub berjuluk Setan Merah itu memilih menolak tawaran untuk merekrut seorang striker produktif karena terbentur permintaan gaji yang sangat tinggi.
Musim 2024/2025 menjadi periode sulit bagi United. Duet penyerang mereka, Rasmus Hojlund dan Joshua Zirkzee, kesulitan mencetak gol secara konsisten. Alhasil, skuad besutan Ruben Amorim harus puas finis di peringkat ke-15 klasemen akhir Liga Inggris dan gagal lolos ke kompetisi antarklub Eropa.
Untuk memperbaiki sektor serang, MU telah mendatangkan Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers. Meski begitu, mereka masih memburu satu penyerang tambahan sebelum jendela transfer musim panas ditutup.
MU Tolak Pinjaman Jhon Duran
Di tengah pencarian, MU mendapat tawaran untuk meminjam Jhon Duran, striker asal Kolombia yang kini bermain di Al-Nassr. Duran sebelumnya tampil cukup menjanjikan bersama Aston Villa, yang membuat Al-Nassr rela mengeluarkan dana hingga 64 juta poundsterling untuk memboyongnya awal 2025.
Namun, kendala muncul lantaran MU diminta menanggung penuh gaji Duran, yang mencapai sekitar 340.000 poundsterling per pekan atau setara Rp7,5 miliar. Meski kemampuan Duran di Liga Inggris sudah teruji, MU memilih menolak kesepakatan tersebut.
Menurut laporan media Inggris, pihak manajemen United khawatir membayar gaji setinggi itu akan mengacaukan struktur penghasilan pemain di skuad mereka. Jika Duran datang dengan bayaran fantastis, ia akan langsung menjadi salah satu pemain bergaji tertinggi di Old Trafford, hanya kalah dari Casemiro.
Kebijakan Hemat Era Ratcliffe
Sejak Sir Jim Ratcliffe memegang kendali, MU mulai lebih berhati-hati dalam belanja pemain maupun memberikan gaji. Manajemen tak ingin mengulangi kesalahan masa lalu, saat membayar mahal pemain seperti Casemiro, Antony, atau Jadon Sancho yang kini sulit dijual karena beban gaji tinggi.
MU menilai, dana sebesar Rp7,5 miliar per pekan lebih baik dialokasikan ke sektor lain atau digunakan untuk mendatangkan pemain dengan paket gaji yang lebih rasional.