Menembus Batas, Yardan Yafi Bangkit dari Akar Tangerang ke Timnas U-23

Dari Gang Kecil Tangerang ke Panggung Asia: Perjalanan Yardan Yafi Menjadi Senjata Garuda Muda

Kisah Yardan Yafi, pemain sayap Timnas Indonesia U-23, adalah cerminan nyata bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat sederhana. Pemain berusia 21 tahun ini kini tengah mencuri perhatian publik sepak bola tanah air lewat penampilannya yang menawan di ajang Piala AFF U-23 2025. Namun, di balik sorotan lampu stadion dan tepuk tangan penonton, Yardan memulai segalanya dari jalanan sempit di sudut kota Tangerang.

Tidak seperti nama-nama yang lebih dulu melejit seperti Jens Raven atau Victor Dethan, nama Yardan mungkin belum begitu akrab di telinga penggemar sepak bola. Tapi pelatih Garuda Muda, Gerald Vanenburg, punya pandangan berbeda. Ia melihat Yardan sebagai “senjata rahasia” tim—pemain yang tak banyak dibicarakan, namun punya kemampuan luar biasa untuk mengubah jalannya pertandingan.

Label tersebut bukan tanpa alasan. Saat Indonesia menghadapi Brunei Darussalam di fase grup dan meraih kemenangan telak 8-0, Yardan tampil penuh percaya diri. Kelincahannya di sisi sayap, kontrol bola yang baik, serta kecepatan dalam membaca ruang, menjadi aset penting dalam permainan ofensif tim.

Namun, perjalanan menuju titik ini bukanlah sesuatu yang instan. Lahir dan besar di lingkungan yang sederhana di Tangerang, sepak bola bagi Yardan awalnya hanyalah permainan iseng bersama teman-teman. “Saya tumbuh di gang kecil, di mana kami sering main bola di jalanan. Itu cuma untuk senang-senang, bukan karena berpikir akan jadi pemain profesional,” ujarnya dalam wawancara dengan Kita Garuda.

Semua berubah ketika sang ayah melihat potensi yang ada dalam diri anaknya. Ketika Yardan duduk di bangku kelas 4 SD, ayahnya mengajak untuk mencoba berlatih lebih serius dengan bergabung ke sekolah sepak bola. Itulah titik awal yang mengubah arah hidupnya. Ia bergabung dengan klub lokal Tangerang FC, yang lokasinya tak jauh dari rumah di kawasan Pengayoman.

Perjalanan Yardan terus berlanjut seiring dengan kepindahan keluarganya. Ia melanjutkan pembinaan di SSB Benteng Muda, tempat di mana ia mulai mengenal dunia kompetisi yang lebih ketat. Liga Top Skor dan Liga Kompas menjadi medan tempur awalnya, tempat ia belajar arti kerja keras dan persaingan sehat.

Tak hanya di tingkat lokal, bakatnya pun mengantarnya ke panggung internasional saat terpilih mewakili Indonesia di ajang Gothia Cup di Swedia, salah satu turnamen usia muda paling bergengsi di dunia. Momen itu membuka matanya tentang luasnya dunia sepak bola, sekaligus menjadi pembuktian bahwa pemain dari lorong sempit pun bisa bersaing di level global.

Kini, mengenakan seragam Merah Putih dan berdiri sejajar dengan para pemain muda terbaik Tanah Air, Yardan menjadi inspirasi baru bagi banyak anak-anak Indonesia. Perjalanannya yang dimulai dari jalanan kecil dan berkembang melalui kompetisi usia muda yang ketat, menjadi pengingat bahwa kerja keras, dukungan keluarga, dan kesempatan yang tepat bisa mengantar siapa pun menuju panggung besar.

Dengan turnamen yang masih berlangsung dan tantangan-tantangan di depan mata, publik tentu menantikan kiprah Yardan selanjutnya. Apakah ia akan terus menjadi pembeda di sayap Garuda Muda? Waktu akan menjawab. Yang jelas, satu hal pasti: mimpi Yardan Yafi yang dulu tumbuh di gang kecil kini telah mengudara bersama Garuda.

Mungkin Anda Menyukai