Luka Modric di AC Milan: Datang untuk Menang, Bukan Sekadar Mengakhiri Karier

Jakarta – Usia 40 tahun tak membuat Luka Modric kehilangan sentuhan magisnya. Gelandang asal Kroasia itu justru tampil menawan sejak berseragam AC Milan, membuktikan bahwa pengalaman dan determinasi bisa melampaui batas usia.

Sejak awal musim, Modric telah menjadi sosok sentral di lini tengah Rossoneri. Dalam delapan penampilan di semua kompetisi, ia mencatatkan satu gol ke gawang Bologna dan satu assist kontra Lecce. Meski kontribusinya di angka tidak mencolok, kehadirannya terasa di setiap serangan Milan — mengatur ritme, menjaga keseimbangan, dan menenangkan tim di bawah tekanan.

Permainan elegan dan visi tajam Modric menjadikannya motor penggerak permainan Milan. Banyak pihak di Italia bahkan mengakui bahwa performanya melebihi ekspektasi, mengingat usianya yang sudah kepala empat. Bagi pelatih Massimiliano Allegri, kehadiran Modric bukan hanya soal kualitas di lapangan, tapi juga tentang mentalitas dan keteladanan yang menular ke seluruh skuad.

Babak Baru dalam Karier Modric

Dalam wawancara dengan TG1 yang dikutip MilanNews, Modric menyebut keputusannya bergabung dengan AC Milan sebagai salah satu langkah terbaik dalam hidupnya.

“Bermain untuk Milan adalah pengalaman luar biasa bagi saya,” ujar Modric. “Ini klub besar dengan sejarah hebat dan pelatih yang tahu bagaimana memenangi pertandingan. Saya merasa berada di tempat yang tepat untuk menutup karier dengan cara yang berarti.”

Kepindahan Modric ke Italia bukan sekadar untuk mencari menit bermain atau nostalgia masa lalu. Ia datang dengan semangat baru dan tekad untuk menghadapi tantangan berat Serie A — liga yang terkenal akan kedisiplinan taktik dan permainan keras. Dukungan penuh dari Allegri membuat Modric cepat beradaptasi dengan gaya bermain Milan yang mengandalkan kontrol dan tempo.

Datang dengan Mental Juara

Meski berada di penghujung karier, Modric menegaskan dirinya masih memiliki ambisi besar. Ia tak ingin dianggap sebagai pemain veteran yang sekadar menghabiskan waktu di Milan.

“Saya datang ke sini untuk menang,” tegasnya. “Tujuan utama kami adalah kembali ke Liga Champions, tapi saya ingin lebih dari itu. Saya masih lapar akan trofi dan kemenangan.”

Ucapan tersebut mencerminkan mentalitas juara yang telah menjadi ciri khas Modric sejak masa kejayaannya bersama Real Madrid. Ia tetap menjaga standar tinggi dalam latihan maupun pertandingan, menginspirasi rekan setimnya untuk memberikan yang terbaik di setiap laga.

Kini, di usia 40 tahun, Luka Modric bukan hanya memperkuat lini tengah AC Milan — ia memperkuat semangat tim secara keseluruhan. Rossoneri mendapatkan bukan sekadar pemain bintang, tetapi seorang pemimpin sejati yang datang untuk menulis babak baru dalam sejarah klub, dengan satu tujuan: menang.

Mungkin Anda Menyukai