Pertandingan terakhir Grup B putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Oman dan Palestina berakhir imbang 1-1. Namun hasil ini menyisakan kontroversi besar, karena sebuah keputusan penalti di masa injury time menjadi penentu nasib kedua tim.
Palestina sempat unggul dan berada di ambang sejarah lolos ke putaran keempat. Namun, drama terjadi di menit ke-90+7 ketika wasit menunjuk titik putih usai insiden di kotak penalti. Keputusan itu langsung disambut protes keras dari para pemain dan ofisial Palestina.
Penalti tersebut dieksekusi dengan sempurna oleh Issam Al-Sabhi dan membuat skor menjadi 1-1. Hasil ini memastikan Oman lolos ke fase berikutnya dengan 11 poin, unggul satu angka dari Palestina yang harus tersingkir secara menyakitkan.
Sorotan Tajam pada Keputusan Wasit
Keputusan wasit menjadi sorotan berbagai media internasional. Banyak yang mempertanyakan durasi injury time yang sangat panjang, serta apakah insiden di menit ke-97 memang layak diganjar penalti.
Beberapa pengamat menilai pelanggaran tersebut sah untuk penalti, sementara lainnya menganggap keputusan itu berat sebelah—terutama mengingat tekanan tinggi dalam pertandingan krusial ini.
Palestina Dominan, Tapi Kurang Beruntung
Menurut laporan Football Palestine, tim asuhan Makram Daboub tampil lebih dominan secara permainan dan penguasaan bola. Mereka menciptakan sejumlah peluang, namun penyelesaian akhir yang kurang tajam dan keputusan wasit di detik akhir membuat perjuangan mereka kandas.
Laga juga berjalan keras, dengan beberapa pelanggaran terhadap pemain Palestina yang dinilai tidak cukup tegas ditindak. Hal ini turut menimbulkan perdebatan soal standar pengawasan wasit dan tekanan psikologis yang dirasakan tim.
Akhir Pahit untuk Palestina
Gol penalti Al-Sabhi menjadi penentu yang menutup perjalanan Palestina di kualifikasi. Dengan hanya 10 poin, mereka harus puas finis di posisi ketiga dan gagal melaju ke putaran keempat.
Penalti kontroversial di menit ke-90+7 menjadi simbol dramatis berakhirnya mimpi Palestina menuju Piala Dunia 2026—sebuah akhir yang meninggalkan luka dalam bagi para pemain dan pendukung.