Nama Imran Nahumarury kembali mencuat di dunia sepak bola nasional, usai ia resmi diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih kepala Malut United. Keputusan mengejutkan ini juga dibarengi dengan pemecatan Yeyen Tumena dari jabatan direktur teknik. Keduanya diduga melakukan pelanggaran berat yang dinilai bertentangan dengan nilai dan prinsip klub, meski pihak manajemen belum mengungkapkan secara rinci pelanggaran yang dimaksud.
“Surat pemecatan sudah kami kirimkan dan telah mereka terima. Keduanya terbukti melakukan pelanggaran berat yang tak bisa ditolerir karena bertentangan dengan filosofi, prinsip, dan tujuan klub,” ujar Direktur Utama PT Malut Maju Sejahtera, Dirk Soplanit, dalam pernyataan resmi klub.
Pemecatan ini menandai berakhirnya perjalanan Imran bersama Malut United, klub ketiga yang pernah ia latih selama kariernya sebagai pelatih kepala. Berikut kilas balik kiprah Imran Nahumarury bersama tiga tim berbeda dengan kisah yang juga tak seragam:
1. PSIS Semarang – Awal yang Menjanjikan
PSIS Semarang menjadi tempat pertama bagi Imran untuk menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih di level profesional. Ia memulai sebagai asisten pelatih sebelum dipercaya menjadi pelatih interim pada Liga 1 2021/2022.
Di bawah asuhannya, Mahesa Jenar sempat melaju tanpa kekalahan di enam laga awal musim, sebuah pencapaian yang mengangkat nama Imran di kancah pelatih lokal. Namun, statusnya tak bisa dipermanenkan karena belum memiliki lisensi AFC Pro saat itu. Terlepas dari keterbatasan administratif tersebut, Imran membuktikan dirinya sebagai pelatih muda potensial.
2. PSIM Yogyakarta – Target Tinggi, Hasil Tak Sesuai Ekspektasi
Tahun 2022 menjadi tantangan baru bagi Imran saat dipercaya menukangi PSIM Yogyakarta. Target yang dibebankan kepadanya pun tidak main-main: membawa PSIM promosi ke Liga 1.
Sayangnya, performa tim tidak berjalan sesuai harapan. Laskar Mataram tampil inkonsisten di Liga 2 2022/2023, dan Imran harus mengakhiri masa jabatannya di pertengahan musim. Misi mulia tersebut gagal direalisasikan, menambah catatan kurang manis dalam perjalanan kepelatihannya.
3. Malut United – Sukses Besar, Berakhir Kontroversial
Imran kemudian mendapat kepercayaan menukangi Malut United, tim yang baru dibentuk usai mengakuisisi Putra Delta Sidoarjo. Musim debut mereka di Liga 2 2023/2024 berjalan luar biasa. Di bawah arahan Imran, tim ini sukses promosi ke Liga 1 2024/2025 dan tampil solid di kasta tertinggi.
Musim pertama di Liga 1 ditutup manis dengan menempati posisi ketiga klasemen akhir—pencapaian luar biasa bagi tim debutan. Namun, cerita sukses ini berakhir pahit. Imran diberhentikan hanya semusim setelah membawa Malut United mencetak sejarah.