Kevin De Bruyne Tak Lagi Hanya Raja Assist: Peran Baru Bersama Antonio Conte di Napoli

Jakarta – Musim 2025/2026 membawa perubahan signifikan dalam karier Kevin De Bruyne. Gelandang asal Belgia yang selama ini dikenal sebagai raja assist kini menjalani peran berbeda di bawah arahan Antonio Conte di Napoli. Ia tak lagi sekadar pengatur serangan, melainkan menjadi motor permainan yang lebih dinamis dan fleksibel.

Dalam sembilan pertandingan awalnya di Serie A bersama Partenopei, De Bruyne telah mencetak tiga gol—seluruhnya dari situasi bola mati. Namun, belum ada satu pun assist yang tercipta dari kakinya di liga domestik. Meskipun di Liga Champions ia sudah mencatat dua assist dalam dua laga, gaya bermainnya kini jauh dari sekadar menjadi “pemasok umpan matang”.


Transisi Menjadi Playmaker Serba Bisa

Analisis dari berbagai pengamat, termasuk laporan Sky Sport Italia, menyebut bahwa De Bruyne kini menjalani peran sebagai roaming playmaker—gelandang penggerak bebas yang tidak terpaku di satu sektor lapangan. Ia lebih aktif melakukan penetrasi, menciptakan ruang, dan bahkan menjadi eksekutor peluang.

Hal ini terlihat dari data statistik: jumlah tembakan ke gawangnya meningkat, namun jumlah progresi bola (umpan progresif) justru menurun. Ia lebih sering berada di area tengah hingga sisi kiri, yang juga sering dihuni oleh Scott McTominay, membuatnya beradaptasi dalam sistem taktik yang menekankan keseimbangan dan kedisiplinan posisi.


Taktik Conte dan Tantangan Peran Baru

Beppe Bergomi, mantan bek Inter Milan dan timnas Italia, turut mengomentari perubahan ini. Menurutnya, sistem yang diterapkan Conte tidak memberi De Bruyne ruang bebas seperti yang biasa ia nikmati di Manchester City.

“Di sisi kanan, ada Matteo Politano dan Zambo Anguissa yang aktif bergerak. Jadi De Bruyne harus menyesuaikan diri, dan tidak mudah untuk menciptakan assist dalam sistem ini,” ujar Bergomi.


Ancaman Tetap Ada, Meski Berbeda

Meski statistik assist-nya menurun, bukan berarti De Bruyne kehilangan daya dobraknya. Ia kini lebih sering berada di posisi ideal untuk menembak langsung ke gawang. Dalam laga terakhir melawan Torino, misalnya, De Bruyne nyaris mencetak gol dari jarak dekat, menegaskan bahwa ia tetap menjadi ancaman berbahaya.

“Dia mungkin tidak lagi mencetak banyak assist, tapi ancamannya tetap terasa. Kini, kita akan lebih sering melihatnya mencoba tembakan langsung ke gawang ketimbang mencari umpan terakhir,” tambah Bergomi.


Perubahan ini menandai evolusi baru dalam karier Kevin De Bruyne—dari pencipta peluang menjadi penggerak utama serangan yang bisa membuka ruang, menembak, dan mengatur tempo dari berbagai sektor lapangan. Di bawah Antonio Conte, De Bruyne tidak kehilangan pengaruhnya, hanya memanfaatkannya dengan cara yang berbeda.

Mungkin Anda Menyukai