Kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025, Pengamat: Harus Ada yang Bertanggung Jawab

Setelah timnas senior gagal menembus Piala Dunia 2026, kini Timnas Indonesia U-22 harus menelan pil pahit di SEA Games 2025.

Datang dengan status juara bertahan dan diperkuat pemain naturalisasi, Garuda Muda justru tersingkir di fase grup.

Indonesia dipermalukan Filipina 1-0 di laga pembuka, dan saat menghadapi Myanmar di laga penentu, meski sempat tertinggal 0-1, Garuda Muda akhirnya menang 3-1. Namun kemenangan itu tak cukup menyelamatkan nasib tim, yang tetap tersingkir karena kalah selisih gol dari Malaysia sebagai runner-up terbaik.

Buntut dari kegagalan ini, PSSI memutuskan untuk memecat Indra Sjafri dari kursi pelatih, sementara Sumardji, yang menjabat sebagai manajer timnas, memilih mundur. Pergantian ketua PSSI dan perombakan pelatih sejauh ini belum memberi dampak signifikan terhadap kemajuan tim, dan program naturalisasi juga mulai dipertanyakan keberlanjutannya.

Siapa yang Bertanggung Jawab?

Menyikapi situasi ini, pengamat sepak bola nasional, Pangeran Siahaan, memberi komentar melalui kanal YouTube Liputan6 Sport.

“Ini jelas penurunan prestasi. SEA Games sebelumnya bisa juara, bisa meraih emas, tapi sekarang gagal. Kejadian ini terjadi dalam dinamika politik sepak bola. Jadi bukan sepak bola politik, tapi politik sepak bola yang sedang tidak ideal bagi federasi,” ujar Pangeran.

Ia menambahkan, “Sentimen publik memang masih buruk karena sebelumnya timnas gagal lolos Piala Dunia 2026. SEA Games diharapkan menjadi hiburan, tapi walaupun menang pun rasanya tidak terlalu menghibur.”

Sentimen Publik

Rentetan kegagalan membuat PSSI selaku federasi menghadapi tekanan untuk memperbaiki citra dan mengembalikan sentimen positif publik.

“Menurut saya, sebagai pemegang otoritas dan kekuasaan dalam urusan sepak bola, tentu harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Kalau tidak ada yang bertanggung jawab, itu justru parah,” jelas Pangeran.

Tanggung Jawab

Lalu, siapa yang paling bertanggung jawab atas terpuruknya Timnas U-22 di SEA Games 2025?

“Yang mengurus SEA Games-lah. Pelatih tentu ada andil di lapangan, dan federasi mengurusi manajemen di luar lapangan. Timnas di level mana pun, pelatih dan pemain bertanggung jawab di lapangan, sedangkan manajemen dan federasi bertanggung jawab di luar lapangan,” ujar Pangeran.

“Kalau pada SEA Games sebelumnya tim bisa meraih emas, itu adalah prestasi mereka. Nah, sekarang, logikanya, siapa pun yang mengklaim prestasi tersebut juga harus bertanggung jawab atas kegagalan,” pungkasnya.

Mungkin Anda Menyukai