Liga Malaysia (MFL) akan segera melakukan reformasi besar dengan memberikan lebih banyak kesempatan bagi pemain muda. Keputusan ini diambil setelah performa mengecewakan timnas U-23 Malaysia di ASEAN Cup U-23 2025.
Malaysia hanya mampu meraih satu kemenangan, satu kekalahan, dan satu hasil seri, dengan kegagalan meraih poin saat melawan Timnas U-23 Indonesia yang membuat mereka tersingkir dan gagal lolos ke semifinal.
Kegagalan tersebut memicu kritik terhadap federasi sepak bola Malaysia, yang kemudian merasa perlu mengambil langkah strategis untuk perbaikan.
Shazly Shaik, Pejabat Eksekutif Sementara MFL, mengungkapkan bahwa pihaknya memutuskan untuk menghentikan Piala Liga Malaysia (MFL Cup) untuk sementara waktu. Keputusan ini diambil agar lebih banyak pemain muda mendapatkan kesempatan bermain di Super League.
“Kami memutuskan untuk tidak mengadakan MFL Cup agar pemain muda memiliki lebih banyak peluang bermain di Super League,” ujar Shazly Shaik, dilansir BolaSport.com dari The Star.
“Ini adalah langkah yang perlu diambil agar mereka mendapatkan lebih banyak pengalaman dan menit bermain.”
Shazly menambahkan bahwa generasi muda adalah masa depan timnas, dan pengembangan mereka harus menjadi prioritas utama.
“Kami harus memastikan para pemain muda memiliki kesempatan bermain di level yang lebih tinggi, di mana tingkat persaingan dapat mempercepat perkembangan mereka,” lanjutnya.
Menghadapi Tantangan Persaingan
Shazly juga menyebutkan bahwa pemain muda seringkali kalah bersaing dengan pemain asing dan senior yang memiliki pengalaman lebih.
“Dulu, liga kami memiliki rata-rata usia yang cukup tinggi,” katanya.
“Hal ini disebabkan karena pemain muda terbatas untuk berkompetisi dalam turnamen kelompok usia. Perubahan ini memberi kami gambaran yang lebih jelas mengenai siapa yang siap untuk naik ke level berikutnya.”
Reformasi ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada pemain muda yang memiliki potensi besar, serta memperbaiki kualitas sepak bola Malaysia di masa depan.