Evaluasi Menuju SEA Games 2025: Timnas Putri Masih Tertinggal dari Negara yang Punya Liga Profesional

Timnas Indonesia Putri baru saja menuntaskan dua laga uji coba jelang SEA Games 2025 di Thailand. Dari dua pertandingan, Garuda Pertiwi meraih satu kemenangan dan satu kekalahan: menang 2-1 atas Nepal dan takluk 0-5 dari Chinese Taipei — dua negara yang memang berada di atas Indonesia dalam ranking FIFA.

Nepal saat ini berada di peringkat 89 dunia, Chinese Taipei di posisi 42, sementara Indonesia masih di peringkat 106. Dengan gap kualitas tersebut, kekalahan dari Chinese Taipei bukanlah kejutan besar. Secara teknis, fisik, serta pengalaman kompetitif, skuad Formosa Blue Magpie memang berada satu level di atas tim asuhan Akira Higashiyama.

Chinese Taipei Unggul Berkat Liga Profesional

Pelatih Chinese Taipei, Prasobchoke Chokemor, menegaskan bahwa perkembangan pesat timnya tak lepas dari keberadaan liga profesional wanita di negara tersebut. Banyak pemain inti mereka yang berkompetisi di Mulan Football League, sehingga terbiasa tampil setiap pekan dalam atmosfer kompetitif.

“Kami punya liga wanita yang sangat kuat. Itu keuntungan besar bagi pemain kami untuk bertanding tiap akhir pekan,” ujar Chokemor.
“Itu salah satu kunci kesuksesan kami. Tapi kami tetap harus terus meningkatkan diri, baik di liga maupun di tim nasional.”

Fokus Menuju Piala Asia 2026

Pertandingan melawan Indonesia juga menjadi bagian dari persiapan Chinese Taipei menuju Piala Asia 2026 di Australia, setelah mereka memastikan tiket usai mengalahkan Garuda Pertiwi 2-1 pada kualifikasi Juli lalu.

“Kami harus terus berkembang untuk menghadapi Jepang di Piala Asia nanti,” kata Chokemor. Pemain Chinese Taipei, Saki Matsunaga, menambahkan bahwa timnya masih perlu banyak belajar untuk bersaing di level tertinggi Asia.

Indonesia Tanpa Liga, Tantangan Tak Kunjung Redup

Sementara itu, kondisi sepak bola wanita Indonesia masih jauh dari ideal. Sejak 2019, Indonesia tidak memiliki liga profesional wanita. Ketiadaan kompetisi membuat pemain kesulitan mengembangkan kemampuan dasar, ritme permainan, dan mental bertanding.

Pelatih Akira Higashiyama mengakui bahwa situasi ini sangat memengaruhi persiapan tim.
“Ini pertanyaan yang sulit. Jelas, kami tahu saat ini belum ada liga profesional wanita. Tapi kami tetap ingin beraksi di lapangan,” ucap pelatih 35 tahun tersebut.

Dengan SEA Games 2025 sudah di depan mata, absennya liga profesional menjadi pekerjaan rumah terbesar jika Indonesia ingin mendekati level negara-negara yang sudah memiliki fondasi kompetisi yang kuat.

Mungkin Anda Menyukai