Erik ten Hag, mantan pelatih Manchester United yang dipecat pada Oktober lalu, memulai babak baru dalam kariernya bersama Bayer Leverkusen dengan hasil mengecewakan. Pada laga debutnya, Leverkusen dihajar 1-5 oleh tim U-20 Flamengo dalam pertandingan uji coba di Brasil, Jumat (18/7/2025).
Ten Hag, yang ditunjuk sebagai pengganti Xabi Alonso pada Mei lalu, terlihat kesulitan mengarahkan tim mudanya menghadapi permainan cepat dan agresif dari para pemain muda Flamengo. Padahal, di atas kertas, Leverkusen difavoritkan untuk menang dengan rasio 1/100.
Meski menurunkan sejumlah pemain senior seperti Mark Flekken, Jonas Hofmann, dan Victor Boniface, Leverkusen langsung kebobolan pada menit ke-2. Flamengo terus menekan dan menggandakan keunggulan di menit ke-10, lalu menutup babak pertama dengan skor mencolok 4-0.
Alarm Serius Jelang Musim Baru
Ten Hag berupaya membalikkan keadaan dengan melakukan rotasi besar-besaran pada menit ke-60, termasuk memasukkan nama-nama penting seperti Granit Xhaka, Alex Grimaldo, dan Patrik Schick. Namun, Leverkusen hanya mampu memperkecil ketertinggalan lewat gol Montrell Culbreath pada menit ke-71.
Hasil ini menjadi pukulan telak bagi Ten Hag, yang baru saja aktif di bursa transfer dengan merekrut Jarrell Quansah (Liverpool) dan Malik Tillman (PSV Eindhoven)—meski keduanya tidak dimainkan dalam laga ini.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: mampukah Ten Hag mengisi kekosongan yang ditinggalkan Xabi Alonso, pelatih yang sukses membawa Leverkusen menjuarai Bundesliga musim lalu?
Jadwal Uji Coba Berikutnya
Leverkusen masih memiliki tiga laga uji coba sebelum menghadapi Chelsea, yakni melawan Bochum (14/7), Fortuna Sittard (20/7), dan Pisa (27/7).
Ten Hag dikenal sebagai pelatih yang sempat sukses bersama Manchester United, dengan raihan Carabao Cup dan FA Cup. Namun, performa buruk di awal musim 2024/2025—hanya meraih 11 poin dari 9 laga—membuat manajemen MU akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kerja sama.
Kini, tantangan besar menanti Ten Hag di Bayer Leverkusen. Mampukah ia bangkit dan membuktikan kapasitasnya, atau justru kembali menjadi kegagalan?
