Cerita Rafael Struick tentang Realitas Liga Indonesia: Levelnya Tak Seburuk yang Banyak Orang Bilang

Liga Indonesia Beda dengan Eropa, Bukan Lebih Buruk

Rafael Struick menjelaskan bahwa banyak orang salah menilai kualitas Liga Indonesia. Dalam wawancaranya di YouTube Sport77 Official, ia menegaskan bahwa liga ini tidak seburuk yang sering dibicarakan, namun memiliki karakter permainan yang berbeda dari Eropa. Jika Eropa lebih mengutamakan gaya tiki-taka, Indonesia cenderung bermain lebih direct dengan banyak serangan balik dan pola kick and rush. Menurut Struick, perbedaan itu wajar dan tidak bisa langsung disimpulkan sebagai kelemahan.

Peran Pemain Asing Tingkatkan Kualitas Kompetisi

Struick juga mengungkapkan bahwa keberadaan tujuh pemain asing di dalam starting eleven memberi warna baru pada kompetisi. Kehadiran para legiun impor, terutama pemain Brasil, membantu meningkatkan intensitas pertandingan dan standar permainan. Ia menegaskan bahwa banyak tim, termasuk Dewa United, memiliki kualitas yang tidak bisa diremehkan. Karena itu, anggapan bahwa Liga Indonesia buruk dianggapnya tidak sesuai dengan realitas di lapangan.

Fasilitas Beragam, tetapi Pengalaman Tetap Berharga

Meski mengakui bahwa perbedaan level dengan Eropa tetap ada, Struick menilai hal tersebut sebagai bagian dari kultur sepak bola Indonesia. Ia menyebutkan bahwa kondisi stadion, fasilitas klub, hingga akomodasi tandang sangat bervariasi—ada yang baik, ada pula yang kurang memadai. Meski begitu, Struick menganggap semua itu sebagai pengalaman baru yang memperkaya perjalanan kariernya, dan pada akhirnya ia tetap menikmati bermain sepak bola di Indonesia.

Mungkin Anda Menyukai