Jakarta – Proyek besar renovasi Camp Nou kembali menimbulkan tanda tanya setelah laporan dari media Spanyol mengungkap bahwa pihak internal Barcelona sebenarnya sempat memberi penilaian rendah kepada kontraktor Turki, Limak, yang kini mengerjakan pembangunan tersebut.
Meskipun evaluasi teknis menempatkan Limak di posisi terbawah dibanding pesaing seperti Ferrovial dan FCC, manajemen Blaugrana tetap memilih perusahaan itu untuk mengerjakan proyek senilai hampir 960 juta euro.
Dalam laporan yang disusun oleh tim teknis berisi insinyur dan arsitek klub, Limak hanya meraih skor di bawah 50 dari 100 poin. Tim juga menyoroti rencana kerja yang dinilai tidak realistis dan kebutuhan dana awal yang jauh lebih tinggi daripada pesaingnya.
Namun, dua hari setelah laporan itu diserahkan, dewan proyek Espai Barça tetap menunjuk Limak sebagai pemenang tender. Keputusan tersebut disebut-sebut memicu perbedaan pandangan di internal klub, bahkan menyebabkan salah satu direktur proyek memilih mundur karena menilai proses seleksi tidak transparan.
Janji Cepat Rampung Gagal Total
Alasan utama Barcelona menunjuk Limak adalah janji penyelesaian cepat: perusahaan itu berani menjamin sebagian stadion sudah bisa digunakan pada November 2024. Sayangnya, target itu meleset jauh.
Kini, pada Oktober 2025, pembangunan justru tertunda lebih dari 300 hari. Pembukaan sebagian Camp Nou baru diprediksi bisa dilakukan pertengahan November 2025, sementara keseluruhan proyek—termasuk atap baru—baru akan rampung sekitar musim 2027/2028.
Kondisi ini membuat Barcelona harus tetap bermarkas di Stadion Olimpic Montjuïc, yang menambah tekanan finansial dan operasional klub di tengah krisis keuangan yang belum sepenuhnya pulih.
Denda Tidak Berlaku, Klub Salahkan Faktor Eksternal
Dalam kontrak kerja sama sebenarnya terdapat klausul penalti atas keterlambatan proyek, termasuk opsi penghentian kontrak bila total denda melebihi 10 persen dari nilai proyek. Namun sejauh ini, tidak ada sanksi yang dijatuhkan.
Pihak klub beralasan bahwa hambatan disebabkan oleh faktor luar, seperti kelangkaan material konstruksi. Akan tetapi, isi kontrak menyebut keterlambatan akibat pasokan material tetap menjadi tanggung jawab kontraktor.
Akibatnya, proyek renovasi Camp Nou kini bukan hanya menguras keuangan Barcelona, tapi juga menodai reputasi klub yang selama ini dikenal dengan manajemen dan standar profesionalismenya di kancah sepak bola dunia.
