Jakarta – Winger asal Brasil, Antony, akhirnya mengisahkan momen emosional sebelum meninggalkan Manchester United dan bergabung permanen dengan Real Betis. Dalam wawancara eksklusif bersama AS, pemain berusia 25 tahun itu menyebut kompatriotnya, Matheus Cunha, sempat memintanya untuk bertahan di Old Trafford.
Antony bergabung dengan United pada 2022 sebagai bagian dari proyek Erik ten Hag, dengan mahar besar mencapai £85 juta. Namun, performanya yang tak stabil membuat dirinya sering jadi sorotan publik. Situasinya semakin sulit setelah Ten Hag didepak pada Oktober 2024 dan digantikan Ruben Amorim, yang membawa gaya bermain baru tanpa mengandalkan winger klasik.
“Matheus Cunha sempat meminta saya tetap di Manchester, tapi kondisinya sudah terlalu berat,” ujar Antony. “Saya menghormatinya, tapi saya tahu waktu saya di sana sudah selesai.”
Awal Baru di Real Betis
Pada Januari 2025, Antony resmi dipinjamkan ke Real Betis — langkah yang terbukti menjadi titik balik kariernya. Bersama klub asal Andalusia itu, ia tampil lebih lepas dan produktif, mencatat sembilan gol serta lima assist, sekaligus membawa Betis menembus final UEFA Conference League.
Performa gemilang itu membuat Betis bertekad mempermanenkan statusnya. Setelah negosiasi cukup panjang, kesepakatan akhirnya tercapai pada akhir musim 2024/2025.
Latihan Terpisah di Carrington
Antony mengakui masa-masa menjelang kepindahannya bukanlah hal yang mudah. Ia bahkan sempat diminta berlatih terpisah dari skuad utama di kompleks latihan Carrington.
“Saya jarang berbicara langsung dengan Amorim. Keputusan untuk memisahkan saya dari tim sudah diambil, dan saya menghormatinya,” ucap Antony.
“Saya tetap berlatih keras sendirian. Setelah tiga bulan tanpa pertandingan resmi, saya akhirnya kembali bermain penuh 90 menit. Itu hasil dari kerja keras dan kesabaran saya.”
Sukses Awal di Spanyol
Kepindahan ke Betis ternyata membawa angin segar. Antony langsung menunjukkan kontribusi nyata dengan mencetak satu gol dan satu assist pada laga Liga Europa kontra Nottingham Forest yang berakhir 2-2.
Kini, sang pemain merasa menemukan kembali kebahagiaannya di atas lapangan.
“Di Spanyol, saya kembali menikmati sepak bola. Saya merasa bebas dan percaya diri lagi,” tutup Antony.
