Barcelona memasuki musim 2025/26 dengan tekad mempertahankan gaya bermain ofensif, namun konsistensi di lini pertahanan kembali menjadi pekerjaan besar yang harus segera dibenahi. Hansi Flick menegaskan bahwa filosofi menyerang tetap menjadi identitas klub, meski hasil di lapangan belum mencerminkan soliditas bertahan. “Kami Barca, dan kami ingin memainkan sepak bola kami,” ujar Flick setelah hasil imbang kontra Club Brugge—sebuah laga yang memperlihatkan rentannya struktur pertahanan Blaugrana.
Pelatih asal Jerman itu menekankan bahwa menang atau kalah bukan alasan untuk meninggalkan gaya bermain progresif yang menjadi DNA tim. Namun sejauh ini, Barcelona belum mampu menerapkan garis pertahanan tinggi dan jebakan offside seefektif musim lalu. Ketidakseimbangan tersebut membuat lawan lebih mudah mengeksploitasi ruang kosong dan memaksa kiper bekerja lebih keras di situasi-situasi berbahaya.
Menurut laporan Mundo Deportivo, Flick mulai merombak cara kerja pertahanan secara teknis dan analitis. Fokus utama diarahkan pada struktur lini belakang, timing naik-turun garis pertahanan, serta respons terhadap kehilangan bola di ruang-ruang sensitif.
Revisi Taktis dan Pendekatan Visual di Lapangan Latihan Barcelona
Dalam upaya memperbaiki organisasi pertahanan, Flick bersama asisten khusus Heiko Westermann memanfaatkan layar raksasa yang dipasang di area latihan sebagai alat analisis langsung. Mereka memutar ulang momen-momen krusial dalam pertandingan untuk mengoreksi detail teknis, mulai dari orientasi tubuh, jarak antarpemain, hingga keputusan untuk maju atau mundur dari garis pertahanan.
Salah satu kesimpulan penting dari staf pelatih adalah perlunya peningkatan intensitas pressing. Pada fase build-up lawan, Barcelona tidak boleh memberi ruang berpikir terlalu lama. Hal ini terlihat jelas pada gol Kylian Mbappé di laga El Clásico, ketika Jude Bellingham mendapat waktu beberapa detik sebelum melepaskan umpan terukur.
Masalah Barcelona memang bukan hanya terletak pada barisan bek. Struktur pressing yang terlambat, kehilangan bola di zona kunci, serta kurang agresifnya transisi turut memperbesar kelemahan di area pertahanan.
Peran Kiper dan Ketimpangan Statistik Barcelona Musim Ini
Peran kiper juga menjadi krusial dalam sistem Flick, yang menuntut kewaspadaan tinggi ketika garis pertahanan dipasang jauh dari kotak penalti. Data menunjukkan Joan García dan Wojciech Szczęsny termasuk penjaga gawang di lima liga top Eropa dengan aksi defensif di luar kotak penalti terbanyak. Keduanya bekerja bersama pelatih spesialis Jose Ramon de la Fuente, dengan pendekatan berbasis analisis video yang dipantau langsung oleh Flick.
Statistik menunjukkan penurunan efektivitas sistem pertahanan Barcelona. Setelah 16 laga resmi musim lalu, mereka mencatat 105 offside sukses dalam jebakan, sementara musim ini baru mencapai 66. Barcelona juga telah kebobolan 22 gol—naik enam gol dibanding periode yang sama pada musim 2024/25.
Situasi ini membuat Flick terus mengejar penyempurnaan demi penyempurnaan. Detail kecil menjadi prioritas mutlak agar Barcelona kembali stabil dan kompetitif di semua kompetisi.
