Perjalanan Persik Kediri di BRI Super League 2025/2026 masih belum stabil. Pelatih Persik, Ong Kim Swee, mengungkap penyebab tim asuhannya masih tercecer di klasemen sementara.
Dari 11 laga yang dijalani, Ezra Walian dkk. meraih tiga kemenangan, tiga imbang, dan lima kekalahan. Total poin 12 menempatkan Persik di posisi ke-11 klasemen.
Meski permainan tim cukup menjanjikan, hasil akhirnya kerap naik turun seperti mainan yo-yo. Persik sempat tampil luar biasa saat menghadapi Bali United di laga pembuka, tetapi gol Boris Kopitovic pada menit keenam tambahan waktu membuat skor imbang 1-1.
Hasil Akhir Belum Memihak
Dua pertandingan berikutnya Persik kalah dari Madura United (1-2) dan Dewa United (1-3). Namun, mereka kemudian meraih dua kemenangan beruntun atas PSBS dan Malut United dengan skor 2-1. Persijap pun dibekuk Persik 2-0.
Sayangnya, setelah itu kemenangan menjauh. Persik dibungkam Borneo FC 0-2 di Samarinda, lalu dua laga kandang hanya berakhir imbang 1-1 melawan PSM dan Persebaya.
“Dari permainan dan semangat, pemain Persik menunjukkan banyak kemajuan. Tapi hasil akhir belum berpihak pada tim,” ujar Ong Kim Swee.
Jadwal Kurang Menguntungkan
Pelatih asal Malaysia itu menyoroti jadwal pertandingan kandang Persik yang kurang menguntungkan. Dari 11 laga, mereka baru tampil empat kali sebagai tuan rumah, dengan hanya dua laga di Stadion Brawijaya, Kediri. Dua laga lain harus digelar di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik. Pekan ketiga, laga kandang bahkan diserahkan kepada Dewa United.
“Kondisi ini tidak ideal bagi Persik. Sebagai tim tuan rumah, seharusnya tampil dengan dukungan suporter di kandang sendiri, bukan di kota lain seperti Gresik,” jelasnya usai melawan Persebaya.
Merugikan Tim dan Suporter
Ong Kim Swee mengapresiasi dukungan Persikmania yang rela hadir ke Gresik saat Derbi Jatim melawan Madura United dan Persebaya. Namun, ia menilai hal ini tetap merugikan tim dan suporter karena biaya perjalanan dan tiket yang harus dikeluarkan.
Panpel tidak bisa melaksanakan laga Persik kontra Persebaya di Stadion Brawijaya karena nilai risk assessment yang rendah. Padahal, Panpel sebelumnya telah melarang suporter Persebaya hadir di Gresik.
“Keputusan ini mengecewakan kami. Kalau suporter lawan sudah dilarang hadir, kenapa pertandingan melawan Persebaya tidak bisa digelar di Brawijaya? Ini bisa menjadi alasan kami tidak boleh main lagi di Kediri untuk laga berikutnya,” ujar Ong.
