Bojan Hodak Usai Persib Kalahkan Bali United yang Bermain dengan 10 Pemain di BRI Super League

Pertandingan antara Bali United dan Persib Bandung pada pekan ke-11 BRI Super League 2025/2026 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Sabtu (1/11/2025), berlangsung cukup ketat.

Sejak awal laga, kedua tim saling jual beli serangan. Namun, situasi berubah di babak kedua ketika Bali United harus bermain dengan 10 pemain. Mirza Mustafic, yang baru masuk di menit ke-65, diganjar kartu merah empat menit berselang karena dianggap menginjak kaki pemain Persib.

Unggul jumlah pemain membuat Persib semakin leluasa menguasai pertandingan. Gol tunggal kemenangan Maung Bandung akhirnya tercipta pada menit ke-84 melalui sundulan Andrew Jung.

Secara statistik, Persib mendominasi jalannya laga dengan 66 persen penguasaan bola serta melepaskan 15 tembakan, berbanding 4 tembakan milik Bali United.


Bojan Hodak: Pertandingan Tetap Berimbang

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, menilai laga berjalan cukup seimbang meskipun lawan harus bermain dengan 10 pemain. Ia mengapresiasi perjuangan anak asuhnya yang tetap fokus hingga akhir pertandingan.

“Sebenarnya pertandingan berjalan seimbang. Tapi setelah kartu merah, kami mulai lebih berani menyerang. Saya rasa kemenangan ini pantas kami dapatkan,” ujar Bojan seusai pertandingan.


Persib Catat Lima Clean Sheet Beruntun

Hodak juga mengaku senang karena Persib mampu mencatatkan lima kali clean sheet di semua ajang sejak Oktober 2025. Ia memuji performa lini pertahanan timnya yang tampil solid dalam beberapa laga terakhir.

“Kami kembali mencatatkan clean sheet. Para pemain bertahan sudah bekerja keras, begitu juga semua pemain lainnya. Mereka menunjukkan peningkatan kualitas yang bagus. Sekarang tugas kami adalah menjaga mentalitas positif ini,” kata pelatih asal Kroasia itu.


Johnny Jansen Sayangkan Kartu Merah Mirza Mustafic

Sementara itu, pelatih Bali United, Johnny Jansen, mengakui Persib lebih dominan dalam penguasaan bola, terutama lewat situasi bola mati seperti free kick dan sepak pojok. Meski begitu, ia menilai timnya juga sempat memiliki peluang emas.

“Kami sebenarnya juga mendapat peluang lewat Arjuna, tapi gagal dimaksimalkan,” ujarnya.

Jansen juga menyayangkan keputusan wasit yang memberikan kartu merah kepada Mirza Mustafic. Ia menilai insiden tersebut seharusnya diawali dengan pelanggaran terhadap Boris Kopitovic.

“Situasinya tidak seimbang. Saya rasa itu bukan kartu merah. Wasit seharusnya lebih jeli karena sebelumnya Boris juga dilanggar,” tegas pelatih asal Belanda itu.

Jansen menambahkan bahwa kartu merah tersebut membuat timnya kesulitan menjaga keseimbangan permainan.

“Efeknya jelas besar. Ini seperti saat kami melawan Persija — awalnya kami bisa bermain dengan pakem kami, tapi setelah kartu merah, semuanya berubah,” tutupnya.

Mungkin Anda Menyukai