Rasmus Hojlund tengah menikmati lembaran baru dalam kariernya setelah resmi bergabung dengan Napoli. Penyerang asal Denmark itu tak ragu mengungkapkan betapa besar pengaruh Antonio Conte dalam membantunya bangkit, terutama setelah masa sulit bersama Manchester United.
Golnya ke gawang Genoa saat Napoli menang 2-1 akhir pekan lalu menjadi bukti bahwa kepercayaan diri Hojlund perlahan kembali. Bagi sang striker, kepindahan ke Italia bukan hal asing. Sebelum merapat ke Old Trafford, ia sempat tampil menjanjikan bersama Atalanta di Serie A.
Kini, kembali ke Italia di bawah arahan Conte, Hojlund merasa berada di tempat yang tepat.
Tinggalkan Old Trafford demi Menemukan Diri
Dalam wawancara dengan Radio Kiss Kiss, Hojlund bicara jujur soal keputusannya meninggalkan Manchester United. Ia mengakui persaingan di lini depan kian sengit, terutama setelah kedatangan Benjamin Sesko, yang membuat peluang bermainnya makin terbatas.
“Saya butuh tempat di mana saya bisa terus berkembang dan tampil reguler,” ujar Hojlund.
“Napoli dan Conte memberi saya itu.”
Keputusan untuk hengkang dinilainya sebagai langkah penting demi masa depan jangka panjang, bukan sekadar pelarian dari situasi sulit.
Peran Vital Antonio Conte di Napoli
Hojlund tak menyembunyikan kekagumannya pada Conte, yang langsung memberinya kepercayaan sejak hari pertama.
“Conte adalah pelatih top,” tegasnya.
“Bersama dia, saya menemukan kembali kepercayaan diri dan ritme permainan.”
Conte menempatkan Hojlund sebagai striker tunggal dalam skema 4-1-4-1. Peran ini memungkinkannya menerima dukungan optimal dari lini kedua dan sayap, sekaligus memberikan kebebasan untuk bergerak di kotak penalti.
Gaya taktis ini sangat cocok dengan karakteristik Hojlund, yang mengandalkan kecepatan dan naluri menyerang.
Tak hanya itu, Conte memang dikenal jago mengembangkan performa striker. Ia pernah sukses besar bersama Romelu Lukaku di Inter Milan, dan kini proses serupa tampaknya mulai berhasil diterapkan kepada Hojlund di Napoli.
Bangkit Setelah Masa Sulit di Inggris
Meski sempat tampil menjanjikan di bawah Erik ten Hag, Hojlund mulai kesulitan saat Manchester United mengganti sistem ke pendekatan ala Ruben Amorim. Skema yang lebih kompleks membuatnya kesulitan beradaptasi, dan produktivitasnya pun menurun drastis.
Kini bersama Napoli, grafik performanya kembali menanjak. Dalam empat laga Serie A, ia sudah mencetak dua gol — setengah dari total golnya musim lalu di Premier League. Jika dihitung di semua ajang, Hojlund telah mencatat empat gol dalam enam pertandingan, termasuk dua di Liga Champions saat menghadapi Sporting CP.
“Saya Hanya Ingin Bermain Sepak Bola”
Menariknya, Hojlund mengaku tak terlalu memusingkan sistem taktik yang diterapkan pelatih.
“Bagi saya, semua formasi sama saja. Saya hanya ingin bermain sepak bola dan melakukan tugas saya sebaik mungkin,” ujarnya dengan tenang.
Fokus utamanya saat ini adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan membuktikan bahwa ia memang layak menjadi striker utama — bukan hanya di Napoli, tapi juga di level tertinggi Eropa.
