Nasib Para Pembelian Termahal Liverpool Sebelum Florian Wirtz: Ada yang Fenomenal, Ada yang Gagal Total

Liverpool kembali bersiap melakukan gebrakan besar di bursa transfer. Kali ini, The Reds dikabarkan mendekati bintang muda Bayer Leverkusen, Florian Wirtz.

Menurut laporan terkini, Liverpool harus mengeluarkan dana hingga €150 juta (sekitar Rp2,6 triliun) untuk mendapatkan pemain berusia 22 tahun itu. Jika terealisasi, transfer ini akan memecahkan rekor pembelian termahal sepanjang sejarah klub—melampaui Darwin Núñez.

Wirtz tampil impresif sepanjang musim lalu, menjadi otak permainan Bayer Leverkusen yang berhasil meraih gelar Bundesliga. Dengan visi, kreativitas, dan produktivitas tinggi, ia menjadi incaran banyak klub top Eropa.

Sebelum kedatangan Wirtz benar-benar terwujud, mari kilas balik pada 10 transfer termahal Liverpool sebelumnya—lengkap dengan kisah sukses dan kegagalannya.

10. Alexis Mac Allister (€42 juta)

  • Dari: Brighton (2023)

  • Posisi: Gelandang Serang

Kontribusi:
Didatangkan usai tampil cemerlang bersama Brighton, Mac Allister langsung menjadi andalan di lini tengah Liverpool. Kombinasi visi bermain, akurasi operan, dan naluri mencetak gol membuatnya tampil menonjol. Chemistry dengan Salah dan Núñez mulai terbentuk sejak musim pertamanya.

9. Diogo Jota (€44,7 juta)

  • Dari: Wolverhampton (2020)

  • Posisi: Penyerang Serba Bisa

Kontribusi:
Awalnya diproyeksikan sebagai pelapis Salah dan Mané, Jota justru kerap menjadi penentu kemenangan. Keunggulan utamanya adalah fleksibilitas di lini depan dan kemampuan finishing yang tajam. Sayangnya, cedera kerap menghambat konsistensinya.

8. Fabinho (€45 juta)

  • Dari: AS Monaco (2018)

  • Posisi: Gelandang Bertahan

Kontribusi:
Salah satu pilar penting dalam kesuksesan Liverpool di era Klopp. Fabinho memberikan stabilitas di lini tengah dan dikenal sebagai pemotong serangan lawan yang andal. Ia menjadi sosok vital hingga akhirnya pindah ke Al-Ittihad.

7. Christian Benteke (€46,5 juta)

  • Dari: Aston Villa (2015)

  • Posisi: Striker

Kontribusi:
Termasuk transfer yang gagal. Benteke tak cocok dengan gaya bermain Klopp yang mengandalkan pressing dan tempo cepat. Hanya bertahan semusim sebelum dilepas ke Crystal Palace dengan nilai jual lebih rendah.

6. Luis Díaz (€54 juta)

  • Dari: Porto (2022)

  • Posisi: Winger Kiri

Kontribusi:
Langsung mencuri perhatian dengan kecepatan, teknik, dan semangat juangnya. Meski belum seproduktif Mané, Díaz sering menjadi pembeda di laga besar dan memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh.

5. Naby Keïta (€60 juta)

  • Dari: RB Leipzig (2018)

  • Posisi: Gelandang Box-to-Box

Kontribusi:
Salah satu transfer yang paling mengecewakan. Keïta diharapkan jadi suksesor Gerrard, tapi cedera berkepanjangan membuatnya sulit tampil reguler. Akhirnya pergi tanpa meninggalkan kesan mendalam.

4. Alisson Becker (€62,5 juta)

  • Dari: AS Roma (2018)

  • Posisi: Kiper

Kontribusi:
Transformasi total di sektor penjaga gawang. Alisson menjadi jawaban atas krisis kiper Liverpool selama bertahun-tahun. Aksi penyelamatannya di final dan momen-momen krusial menjadi fondasi sukses di Liga Champions 2019 dan Premier League 2020.

3. Dominik Szoboszlai (€70 juta)

  • Dari: RB Leipzig (2023)

  • Posisi: Gelandang Kreatif

Kontribusi:
Membawa semangat baru ke lini tengah dengan teknik tinggi dan tendangan jarak jauhnya. Szoboszlai sudah mencetak beberapa gol penting dan diprediksi akan semakin bersinar jika mampu menjaga konsistensi.

2. Virgil van Dijk (€84,65 juta)

  • Dari: Southampton (2017)

  • Posisi: Bek Tengah

Kontribusi:
Mungkin pembelian terbaik Liverpool dalam satu dekade terakhir. Van Dijk mengubah total sistem pertahanan Liverpool, menjadikannya salah satu tim paling solid di Eropa. Nyaris memenangkan Ballon d’Or dan masih menjadi andalan di bawah manajer baru Arne Slot.

1. Darwin Núñez (€85 juta)

  • Dari: Benfica (2022)

  • Posisi: Striker

Kontribusi:
Pemain dengan potensi luar biasa tapi masih butuh konsistensi. Núñez memiliki kecepatan, fisik, dan tembakan keras, namun sering gagal dalam penyelesaian akhir. Jika bisa lebih tenang di depan gawang, ia bisa menjadi mesin gol The Reds.

Mungkin Anda Menyukai