Barcelona – Lamine Yamal kembali dikabarkan mengalami cedera, dan kali ini rumor berkembang liar. Bukan hanya soal kondisi fisik sang pemain, tetapi juga dugaan bahwa Barcelona sengaja memanipulasi situasi demi menghindari pemanggilan sang wonderkid ke Timnas Spanyol.
Pemain muda berusia 18 tahun itu dilaporkan mengalami ketidaknyamanan di area pubis—tulang kemaluan bagian bawah yang sering kali menjadi titik rawan cedera bagi atlet muda dengan beban fisik tinggi. Menurut pernyataan resmi yang dirilis klub, Yamal kini diperkirakan akan absen dari lapangan selama 2 hingga 3 pekan ke depan guna menjalani pemulihan.
Meski terdengar seperti cedera biasa dalam dunia sepak bola profesional, kabar ini langsung memantik spekulasi. Apalagi, pengumuman datang hanya beberapa hari sebelum Timnas Spanyol dijadwalkan mengumumkan daftar pemain untuk agenda internasional bulan ini.
Barcelona pun mulai disebut-sebut sedang menjalankan strategi terselubung. Dengan beban kompetisi yang berat di level klub—La Liga, Liga Champions, dan Copa del Rey—banyak pihak menduga bahwa tim medis dan pelatih Blaugrana ingin menghindarkan Yamal dari kelelahan atau potensi cedera serius akibat jadwal padat bersama timnas.
Di sisi lain, federasi sepak bola Spanyol (RFEF) belum memberikan komentar resmi terkait absennya Yamal dan apakah mereka menerima laporan medis dari Barcelona. Namun, dalam beberapa kasus sebelumnya, federasi biasanya melakukan pemeriksaan ulang atau meminta pemain menjalani evaluasi tambahan sebelum menerima pengunduran diri dari tugas negara.
Yamal sendiri merupakan salah satu aset paling berharga di sepak bola Spanyol saat ini. Penampilannya yang impresif bersama Barcelona musim ini—baik di level domestik maupun Eropa—telah membuatnya menjadi incaran pelatih timnas senior. Absennya dia dalam laga internasional jelas menjadi kehilangan besar, tetapi jika alasannya murni medis, keputusan itu tentu bisa dipahami.
Meski begitu, bayang-bayang kepentingan klub atas negara kembali muncul ke permukaan. Barcelona, seperti halnya banyak klub top Eropa, pernah dikritik karena dianggap lebih mementingkan agenda tim ketimbang memberikan ruang bagi pemainnya untuk berkembang di level internasional. Dugaan bahwa mereka kini melindungi Yamal dengan “cedera yang tepat waktu” hanya memperkuat persepsi itu.
Apakah ini benar-benar soal kebugaran pemain muda yang harus dijaga? Ataukah sebuah strategi halus untuk mempertahankan pemain bintang agar selalu siap di level klub? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Untuk sementara, Yamal akan fokus pada pemulihan, dan dunia sepak bola akan terus memperhatikan setiap langkah Barcelona—dan tentu saja, setiap pengumuman dari kubu Timnas Spanyol
