Pengamat Malaysia Kritik Pemanggilan Marc Klok dan Stefano Lilipaly: Dinilai Hanya Layak di Level ASEAN

Pemanggilan 28 pemain Timnas Indonesia untuk putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia memunculkan perdebatan. Kritik kali ini datang dari pengamat sepak bola asal Malaysia, Raja Isa Raja Akram Shah.

Raja Isa mempertanyakan absennya Marselino Ferdinan dari skuad Garuda. Ia juga heran dengan tetap dipanggilnya dua pemain senior, Marc Klok dan Stefano Lilipaly, dalam tim racikan Patrick Kluivert. Menurutnya, meski pemilihan pemain adalah hak penuh pelatih, keputusan ini menurunkan kualitas skuad, terutama di lini tengah dan lini depan.

“Bagi saya, Marc Klok dan Lilipaly sudah melewati masa terbaiknya untuk tampil di level Asia. Kalau di kawasan ASEAN, mereka masih bisa bersaing. Tetapi melawan Arab Saudi dan Irak, saya rasa akan berat,” ujar Raja Isa.

Pesimistis dengan Peluang GarudaPelatih yang pernah lebih dari satu dekade berkarier di Indonesia itu juga pesimistis Timnas bisa bersaing di laga melawan Arab Saudi (9/10) dan Irak (12/10) mendatang.

“Pelatih berhak memanggil siapa saja. Tapi saya kaget Marselino tidak dipanggil. Dulu dia jarang bermain di klub Eropa, tapi ketika dipanggil Timnas selalu tampil habis-habisan dan menjadi pembeda. Dia punya insting mencetak gol bagus, bukan hanya melawan tim Timur Tengah, tapi juga di laga-laga lain,” tegasnya.

Fisik Klok dan Lilipaly Diragukan
Raja Isa menilai pengalaman Klok dan Lilipaly memang penting, tetapi kondisi fisik mereka meragukan untuk tampil penuh di laga dengan intensitas tinggi.

“Arab Saudi dan Irak pasti tampil habis-habisan demi tiket ke Piala Dunia. Intensitasnya akan sangat tinggi. Saya ragu Klok dan Lilipaly mampu bertahan 90 menit. Kluivert seharusnya mencari gelandang atau penyerang lain yang fisiknya lebih siap, meski kalah pengalaman,” kata mantan pelatih PSM Makassar dan Persipura Jayapura itu.

Ia menambahkan, perkembangan sepak bola Asia kini menuntut stamina dan kecepatan tinggi. Karena itu, menurutnya, mengandalkan pemain senior di laga krusial bisa menjadi kelemahan Timnas Indonesia.

Mungkin Anda Menyukai