Pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza, menanggapi kritik yang dilontarkan pelatih timnas U-23 Indonesia, Gerald Vanenburg, terkait minimnya menit bermain pemain Garuda Muda di Super League 2025/2026.
Sebelumnya, Vanenburg mengeluhkan sejumlah pemain timnas U-23 Indonesia jarang mendapat kesempatan tampil di klub setelah ASEAN Cup U-23 2025. Kondisi itu membuat perjuangan Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 kian berat.
Persija Disorot
Persija termasuk klub yang disorot lantaran memiliki dua pemain timnas U-23, yakni Dony Tri Pamungkas dan Rayhan Hannan. Namun keduanya belum rutin dimainkan sejak awal musim.
Padahal, PSSI sudah menetapkan regulasi bahwa setiap klub wajib menurunkan pemain U-23 minimal selama 45 menit. Persija pun mematuhi aturan tersebut, tetapi menit bermain justru diberikan kepada Arlyansyah Abdulmanan (19 tahun) yang sudah ikut pramusim, bukan Dony maupun Rayhan.
Rayhan baru menjadi starter pada laga pekan ketiga, sementara Dony masih belum tampil sejak menit awal. Kondisi ini berbeda dengan beberapa klub lain yang langsung menurunkan pemain timnas U-23 mereka di Super League.
Jawaban Mauricio Souza
Ketika ditanya mengenai hal ini, Souza menilai masalah pengembangan pemain U-23 tidak bisa hanya bergantung pada aturan liga.
“Saya pikir, jika pemain muda Indonesia hanya mendapat sedikit menit bermain, maka kita perlu membuat kompetisi khusus U-23,” ujar Souza, dikutip BolaSport.com dari Kompas.com (4/9/2025).
“Dengan adanya kompetisi U-23, mereka bisa mendapatkan jam terbang lebih banyak. Di seluruh dunia juga tidak ada aturan wajib memainkan pemain U-23 seperti di sini.”
Belum Ada Kompetisi U-23
Saat ini, Elite Pro Academy hanya menyelenggarakan liga usia U-16, U-18, dan U-20. Tidak ada kompetisi resmi untuk kelompok umur U-23.
Selain itu, PSSI juga belum memiliki ajang pendamping seperti Piala FA atau Piala Liga yang bisa dimanfaatkan untuk memberi menit bermain bagi pemain muda.
