Statistik Bicara: Dominasi La Masia di La Liga Sudah Tak Terbantahkan – Real Madrid Tertinggal Jauh

Dua akademi paling ikonik di sepak bola Spanyol—La Masia milik Barcelona dan La Fábrica milik Real Madrid—telah lama dibandingkan dalam mencetak bintang masa depan. Namun kini, tak ada lagi ruang untuk perdebatan: La Masia telah membuktikan diri sebagai akademi paling dominan di La Liga.

Lewat data terbaru dari musim La Liga terakhir, dominasi La Masia atas La Fábrica terlihat jelas. Barcelona tidak hanya melahirkan lebih banyak pemain yang tampil di level tertinggi, tapi juga menghasilkan kontribusi nyata yang membentuk wajah kompetisi domestik.

La Masia Unggul Mutlak di Semua Aspek
Statistik mencolok menjadi bukti nyata. Sepanjang musim La Liga terakhir:

53 pemain jebolan La Masia bermain di kompetisi utama, dibandingkan hanya 30 pemain dari La Fábrica.

Dari jumlah tersebut, 20 alumni La Masia rutin menjadi starter, sementara La Fábrica hanya melahirkan 14 pemain inti.

Dalam kontribusi gol, La Masia unggul telak dengan 79 gol, sedangkan La Fábrica hanya menyumbang 33 gol.

Di tim utama masing-masing klub, ketimpangan semakin terlihat:

Barcelona memiliki 6 pemain reguler jebolan akademi sendiri di bawah arahan Hansi Flick.

Real Madrid? Hanya 2 pemain dari La Fábrica yang jadi andalan tim utama.

Lebih spesifik lagi, pemain La Masia yang saat ini masih berseragam Barcelona mencetak total 29 gol musim ini. Alumni La Fábrica di Real Madrid hanya menyumbang 6 gol—selisih yang sangat mencolok, sekaligus memperkuat dominasi akademi Blaugrana.

Penyebaran Luas Alumni La Masia di La Liga
Nama-nama jebolan La Masia bukan hanya mengisi skuad utama Barcelona, tapi juga tersebar luas di hampir seluruh klub La Liga.

Di Barcelona, wajah-wajah seperti Inaki Peña, Pau Cubarsí, Alejandro Balde, Fermín López, Gavi, Lamine Yamal, dan lainnya menjadi tulang punggung regenerasi.

Di klub lain, pengaruh La Masia tetap kuat:

Real Betis: Marc Bartra, Marc Roca, Sergi Altimira, Rodri Sanchez

Atlético Madrid: Nahuel Molina

Celta Vigo: Óscar Mingueza, Ilaix Moriba

Espanyol: Javi Puado, Sergi Gómez, Brian Oliván

Klub-klub seperti Sevilla, Villarreal, Rayo Vallecano, Getafe, Mallorca, Valencia, Girona, Alavés, dan lainnya juga mengandalkan pemain jebolan La Masia.

Penyebaran ini menunjukkan bahwa kontribusi La Masia melampaui sekadar kepentingan Barcelona—mereka mewarnai wajah sepak bola Spanyol secara menyeluruh.

Filosofi Barcelona: Keberanian Bertaruh pada Talenta Sendiri
Kesuksesan ini lahir dari filosofi Barcelona yang konsisten mempercayai produk akademi sendiri. La Masia bukan hanya tempat lahirnya talenta, tetapi juga fondasi strategi jangka panjang klub. Mereka tidak tergoda menjual pemain muda demi keuntungan finansial sesaat, melainkan membangun pondasi yang kuat lewat regenerasi internal.

Nama-nama seperti Lamine Yamal, Gavi, Balde, Cubarsí, dan Fermín López adalah bukti nyata bahwa keberanian mempercayakan masa depan kepada pemain muda berbuah hasil.

Sementara Real Madrid…
Real Madrid, meskipun sukses secara komersial melalui penjualan pemain akademi, gagal menciptakan dampak berarti di tim utama maupun kompetisi domestik. Produk La Fábrica lebih banyak menjadi sumber pendapatan ketimbang tulang punggung tim masa depan.

Kesimpulan: Dominasi La Masia Sudah Tidak Bisa Dibantah
Dengan jumlah pemain terbanyak, kontribusi gol terbanyak, serta pengaruh luas di tim sendiri dan klub-klub La Liga lainnya, dominasi La Masia bukan lagi opini—melainkan fakta. Dalam hal membangun masa depan sepak bola Spanyol, La Masia tak tertandingi.

 

Mungkin Anda Menyukai