Cahya Supriadi kini menjelma sebagai kiper utama PSIM Jogja di Super League 2025/26, meski sebelumnya kalah bersaing di Timnas U-23 Indonesia.
Kondisi berbeda dialami dua penjaga gawang Garuda Muda, Muhammad Ardiansyah dan Cahya. Di Timnas U-23, Ardiansyah menjadi pilihan utama pelatih Gerald Vanenburg dan Sjoerd Woudenberg pada ajang ASEAN Cup U-23 2025, tampil dalam empat laga kecuali partai terakhir fase grup melawan Malaysia. Namun, di level klub ia justru belum mendapat tempat. Ardiansyah hanya menjadi kiper cadangan di PSM Makassar dan bahkan tak masuk skuad pada laga pekan pertama melawan Persijap Jepara.
Sementara itu, Cahya justru sebaliknya. Meski hanya tampil sekali di ASEAN Cup U-23, ia langsung diplot sebagai kiper nomor satu PSIM Jogja sejak awal musim. Kiper jebolan Persija itu sukses menjaga gawangnya tetap bersih saat PSIM mencuri kemenangan 1-0 di markas Persebaya pekan lalu.
Pada Sabtu (16/8/2025), Cahya kembali dipercaya menjadi starter kala Laskar Mataram menjamu Arema FC. Dengan demikian, ia sudah mengoleksi dua penampilan beruntun penuh 90 menit bersama PSIM, sebuah modal penting untuk menarik perhatian Vanenburg dan jajaran pelatih timnas.
Di sisi lain, Ardiansyah kembali tidak diturunkan saat PSM menghadapi Bhayangkara FC. Bernardo Tavares lebih memilih Hilman Syah sebagai starter, sementara Ardiansyah duduk di bangku cadangan bersama Reza Arya.
Jika situasi ini berlanjut—Cahya terus menjadi andalan PSIM sementara Ardiansyah jarang bermain—komposisi penjaga gawang di Timnas U-23 bisa saja berubah.
“Soal kiper, saya percayakan penuh kepada pelatih kiper Sjoerd Woudenberg. Jika ia sudah memutuskan siapa yang terbaik, maka itu yang akan kami gunakan di tim,” ujar Vanenburg saat turnamen lalu.