Laga Bali United kontra Persik Kediri pada pekan pembuka Super League 2025/2026 kembali menyoroti kualitas siaran kompetisi kasta tertinggi Indonesia, kali ini karena komentator yang tampak belum memahami aturan offside.
Sejak hari pertama pekan perdana, pemegang hak siar Indosiar sudah menjadi bahan kritik netizen. Banyak penonton mengeluhkan tayangan yang dinilai tidak mengalami peningkatan dibanding musim sebelumnya.
Keluhan meliputi pengaturan warna yang terlalu terang, gambar kurang tajam, replay yang kurang tepat, hingga kualitas kejernihan yang tidak konsisten di resolusi 1080p.
Puncaknya terjadi pada Minggu (10/8/2025), saat pertandingan Bali United melawan Persik Kediri. Pada menit ke-29, Joao Ferrari mencetak gol lewat sontekan setelah memanfaatkan sepak pojok. Namun, gol tersebut dianulir wasit karena offside setelah tinjauan VAR.
Komentator yang bertugas saat itu, Stewart Henry dan Supriyono, tampak kebingungan.
“Pelanggaran?” tanya Supriyono kepada Henry.
“Ternyata tidak ada gol, ada pelanggaran lebih dulu,” jawab Stewart Henry.
Sesaat kemudian, layar menayangkan momen tinjauan VAR yang memperlihatkan Joao Ferrari berada dalam posisi offside dengan garis merah sebagai penanda.
“Oh, offside? Tapi ada satu pemain belakang Persik yang berada di garis gawang mereka?” ucap Supriyono heran.
Kebingungan muncul karena memang ada satu bek Persik yang berada di garis gawang. Namun, posisi kiper Leo Navacchio yang berada di depan Ferrari membuat sang penyerang Bali United dianggap offside.
Secara aturan, jika kiper berada di depan penyerang, maka dua pemain terakhir yang dihitung untuk menentukan offside adalah pemain bertahan lainnya dan kiper pengganti posisinya — dalam kasus ini, bek Persik yang berdiri di garis gawang hanya menjadi satu pemain terakhir, sehingga Ferrari sah dinyatakan offside.
“Ini yang membingungkan, memang aturannya kita tahu, ketika salah satu pemain bertahan bertukar posisi dengan penjaga gawang, maka yang dihitung sebagai pemain terakhir tetap penjaga gawang,” jelas komentator.
“Ooooh, iya iya,” timpal Supriyono.
Situasi ini memicu reaksi netizen yang mempertanyakan profesionalitas siaran. Seorang komentator dengan pengalaman tinggi, apalagi mantan pemain timnas, dinilai semestinya memahami aturan mendasar seperti ini.