Zinedine Zidane kembali menunjukkan bahwa prinsip dan visi jangka panjang lebih penting baginya ketimbang popularitas dan materi. Pelatih legendaris asal Prancis itu dikabarkan telah menolak tawaran besar dari dua raksasa Premier League: Manchester United dan Chelsea, meskipun keduanya disebut memberikan tawaran yang sulit ditolak oleh pelatih manapun.
Informasi ini diungkap oleh mantan rekan setim Zidane di Timnas Prancis, Marcel Desailly, yang menyebut bahwa pendekatan dari kedua klub tersebut sangat serius—bahkan disebut menyertakan “cek kosong” sebagai simbol kebebasan Zidane untuk menentukan nominal kontraknya.
“Chelsea dan Manchester United pernah menawarkan cek kosong kepada Zidane. Tapi ia menolaknya. Bukan karena uang. Ia memang tidak tertarik,” kata Desailly kepada Oddspedia, dikutip dari Goal.
Zidane Bukan Tipe Pelatih yang Gampang Tergoda
Penolakan ini bukan kali pertama Zidane menolak tawaran dari klub besar. Meski memiliki reputasi mentereng sebagai pelatih—terutama saat membawa Real Madrid meraih tiga gelar Liga Champions berturut-turut—Zidane dikenal sangat selektif dalam memilih proyek kepelatihannya.
Ia bukan sosok yang tergoda dengan gemerlap nama besar atau nilai kontrak fantastis. Zidane lebih memilih menunggu tantangan yang sesuai dengan keyakinan dan tujuannya, daripada sekadar melatih demi status atau prestise.
Fokus Utama Zidane: Timnas Prancis
Penolakan terhadap tawaran Manchester United dan Chelsea bukan tanpa alasan. Zidane disebut memiliki ambisi kuat untuk menangani Timnas Prancis, dan itu menjadi fokus utama dalam karier kepelatihannya saat ini.
Desailly menjelaskan bahwa Zidane selalu mengikuti perkembangan Les Bleus, bahkan sejak masih menjadi pelatih Real Madrid. Hubungan emosional dan nasionalisme menjadi faktor utama yang membuat Zidane belum tertarik menangani klub mana pun.
“Ia sangat mencintai timnas Prancis. Ia terus memantau perkembangan skuad. Dan ketika Didier Deschamps selesai, ia akan siap,” ujar Desailly.
Dengan kontrak Deschamps yang kemungkinan akan berakhir pasca Piala Dunia 2026, banyak yang memperkirakan Zidane akan menjadi penerus alami untuk memimpin generasi baru Prancis.
Tidak Tertarik ke Arab Saudi
Penolakan terhadap klub-klub Inggris ini juga memperkuat keyakinan bahwa Zidane tidak akan tergoda oleh tawaran dari klub-klub Arab Saudi, meskipun banyak pelatih dan pemain top dunia kini berkarier di Timur Tengah karena nilai kontrak besar.
Zidane tetap berpegang pada jalurnya sendiri—menanti proyek yang tepat, bukan yang paling mahal.
Kesimpulan:
Zinedine Zidane membuktikan bahwa tak semua pelatih bisa dibeli dengan uang. Ia telah menolak Manchester United, Chelsea, dan bahkan kemungkinan besar juga akan menolak tawaran dari Arab Saudi. Alasannya jelas: ia menunggu momen dan panggilan yang lebih bermakna—yakni menjadi pelatih Timnas Prancis.