Sleman – PSBS Biak memulai era baru dengan menunjuk Divaldo Alves sebagai pelatih kepala untuk kompetisi BRI Liga 1 musim 2025/2026. Pelatih asal Portugal itu resmi diperkenalkan dalam acara peluncuran tim yang berlangsung di Griya Persada Convention Hotel, Kaliurang, Sleman, Kamis malam (31/7/2025).
Divaldo menggantikan posisi Marcos Guillermo Samso, dan kini menjadi sosok utama di balik ambisi “Badai Pasifik” untuk tampil lebih kompetitif di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Struktur Kepelatihan Baru
Dalam memperkuat tim pelatih, Divaldo Alves membawa tim pendukung yang cukup lengkap. Tiga asisten akan mendampinginya: Antonio Claudio, Erol Iba, dan Joao Moreira. Untuk posisi pelatih kiper, PSBS mempercayakan pada Gustavo Coelho dan Jendry Pitoy, sementara Inda Ramdhani dipercaya sebagai asisten pelatih fisik.
Selain memperkenalkan jajaran pelatih, PSBS juga merilis jersey terbaru mereka. Kostum kandang berwarna biru laut dengan sentuhan putih, sementara jersey tandang didominasi warna kuning dengan aksen hijau. Kostum ketiga tampil elegan dengan balutan biru tua.
Target Realistis, Optimisme Tetap Tinggi
Saat bicara mengenai target, Divaldo menyampaikan pendekatan yang realistis namun tetap ambisius. Ia tidak ingin terlalu banyak menjanjikan hal manis, namun menegaskan bahwa PSBS harus menjadikan posisi 10 besar sebagai motivasi utama.
“Target awal adalah bertahan di Liga 1, tidak degradasi. Tapi secara pribadi, saya menargetkan tim ini bisa finish di 10 besar,” ujar Divaldo dalam konferensi pers.
“Kita harus realistis dengan kondisi tim saat ini. Tapi saya percaya, dengan kerja keras, kita bisa mengejutkan banyak orang,” tambahnya dengan nada optimistis.
Rekam Jejak Divaldo di Indonesia
Divaldo Alves bukan sosok asing di kancah sepak bola nasional. Sejak lama, ia malang melintang melatih sejumlah tim seperti Persita Tangerang, PSMS Medan, Persebaya 1927, Persijap Jepara, dan yang terbaru Persik Kediri.
Musim lalu, ia dipercaya menukangi Persik di tengah jalan, tepatnya mulai pekan ke-28. Dalam tujuh laga terakhir, ia mencatat satu kemenangan, dua hasil imbang, dan dua kekalahan. Hasil tersebut cukup membantu Macan Putih selamat dari jeratan degradasi, finis di posisi ke-12 klasemen akhir.