Ambisi PSSI untuk mengangkat prestasi sepak bola Indonesia di pentas internasional menuai kritik usai kegagalan Timnas Putri melaju ke Piala Asia Putri 2025.
Garuda Pertiwi gagal lolos setelah hanya meraih satu kemenangan tipis 1-0 atas Kirgistan, serta kalah dari Pakistan dan Taiwan, hingga menempati posisi ketiga di grup kualifikasi.
Media Vietnam, Webthethao, menyebut PSSI terlalu mengandalkan jalan pintas dengan pemain naturalisasi demi mendongkrak kualitas tim. Namun, strategi instan itu dianggap tidak cukup tanpa dukungan pembinaan berjenjang dan kompetisi yang rutin.
“Perbedaan kualitas antara pemain lokal dan naturalisasi masih terlalu besar, membuat tim kesulitan bermain solid dan kompetitif di level Asia,” tulis Webthethao.
Media itu juga menilai PSSI harus membangun keseimbangan pengembangan sepak bola, tidak hanya berfokus pada tim putra. Tanpa pembinaan dan kompetisi yang terstruktur, mimpi tampil di Piala Dunia Putri dinilai hanya akan terus tertunda.
Sementara itu, usai tersingkir, para pemain Timnas Putri sempat mengibarkan spanduk bertuliskan “Pak Erick kapan Liga 1 Putri digelar?” sebagai bentuk protes atas mandeknya kompetisi sepak bola wanita. Spanduk tersebut sempat diamankan oleh petugas.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan belum ada rencana pasti untuk menggulirkan Liga 1 Putri dalam waktu dekat. Ia menyebut belum jelas berapa jumlah tim peserta yang tersedia untuk menyelenggarakan kompetisi.