Pep Guardiola buka suara soal padatnya jadwal Piala Dunia Antarklub 2025 yang tengah berlangsung. Pelatih Manchester City itu memahami kekhawatiran sejumlah pihak, termasuk Jurgen Klopp, yang menyebut turnamen ini sebagai “salah satu ide terburuk dalam sejarah sepak bola.”
Meski tak sekeras Klopp dalam menyampaikan kritik, Guardiola tidak menampik bahwa turnamen ini menambah beban berat bagi klub-klub peserta. Ia tetap mencoba realistis dan fokus pada tantangan yang dihadapi timnya saat ini.
Guardiola: Saya Paham Kritik Klopp
Jurgen Klopp, yang kini menjabat sebagai kepala pengembangan global Red Bull, sebelumnya melontarkan kritik keras terhadap FIFA atas penyelenggaraan turnamen ini. Menurut Klopp, turnamen seperti ini memperburuk kondisi fisik dan mental para pemain yang sudah menjalani musim yang melelahkan.
Guardiola menanggapi hal tersebut dengan tenang. Ia menyatakan tidak kaget dengan komentar mantan rivalnya itu.
“Saya sudah sering berdiskusi — dan berdebat — dengan Klopp soal padatnya kalender. Jadi saya paham pandangannya. Kami sama-sama ingin menjaga performa pemain tetap maksimal, tapi realitasnya tidak semudah itu,” kata Guardiola dalam konferensi pers.
Tidak Ideal, Tapi Harus Dijalani
Meski mengakui bahwa sistem saat ini belum ideal, Guardiola menegaskan bahwa partisipasi Manchester City di turnamen ini merupakan hasil dari pencapaian prestisius, dan mereka akan menjalaninya dengan profesional.
“Kami tidak bisa memilih kapan dan di mana harus bermain. Kami di sini karena kami layak. Jadi tugas kami sekarang adalah tampil sebaik mungkin,” tegasnya.
Ia juga menyindir bahwa sebagian besar kritik justru datang dari klub atau pelatih yang tidak ambil bagian dalam turnamen.
“Kalau mereka ikut, mungkin mereka juga akan bangga. Ada eksposur global, ada pendapatan, ada sejarah yang sedang dibangun,” ucap Guardiola.
Risiko Besar Menanti di Musim Panjang
Guardiola tidak memungkiri bahwa turnamen ini bisa berdampak serius pada performa Manchester City dalam jangka panjang. Ia mengkhawatirkan kelelahan yang bisa terjadi pada November hingga Januari mendatang — periode krusial dalam kalender sepak bola Eropa.
“Mungkin turnamen ini akan merugikan kami. Mungkin kami akan kesulitan di tengah musim nanti. Tapi kami belum tahu, ini pengalaman pertama. Jadi kami harus hadapi sambil berjalan,” ungkapnya.
Meski begitu, Guardiola mencoba menjaga mentalitas positif para pemainnya dan menikmati suasana kompetisi global ini.
“Para pemain sudah terbiasa dengan tekanan besar, entah di Piala Dunia atau Euro. Tapi mereka juga butuh ruang untuk bernapas. Kita lihat bagaimana kami kembali setelah turnamen ini selesai,” tutup Guardiola.