Pelatih timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki, menunjukkan dedikasinya tidak hanya di lapangan, tetapi juga dalam menghormati budaya Indonesia. Meski berasal dari Jepang, pelatih berusia 51 tahun ini mengaku sudah hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya.”
Sejak resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala pada 20 Februari 2024, Mochizuki terus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tak hanya mempelajari taktik dan karakter pemain Indonesia, ia juga berusaha mempelajari bahasa dan budaya lokal, termasuk lagu kebangsaan yang selalu dikumandangkan jelang pertandingan timnas.
Saat pertama kali menangani Garuda Pertiwi, Mochizuki kerap terlihat membawa selembar kertas berisi lirik Indonesia Raya untuk membantunya bernyanyi. Namun kini, pemandangan itu tak lagi terlihat.
Hal ini tampak saat ia mendampingi skuad timnas putri Indonesia menghadapi Kirgizstan di laga pembuka Grup D Kualifikasi Piala Asia Putri 2026, yang digelar di Indomilk Arena, Tangerang, Minggu (29/6/2025). Mochizuki terlihat percaya diri menyanyikan lagu kebangsaan tanpa bantuan teks.
“Kalau boleh jujur, saya sudah hafal sekitar 70 persen lirik lagu Indonesia Raya,” ujar Mochizuki kepada awak media, termasuk BolaSport.com.
Mochizuki juga menyebut dirinya terbantu oleh rekan-rekan di tim pelatih yang menyanyikan lagu dengan lantang di sampingnya. Hal ini memudahkannya mengingat lirik yang belum ia hafal sepenuhnya.
“Saya minta teman-teman di samping saya bernyanyi sekeras mungkin. Kalau bagian awal sudah tahu, biasanya lirik selanjutnya mengalir,” jelasnya sambil tersenyum.
Fokus Bawa Garuda Pertiwi Lolos
Perjuangan Mochizuki bersama timnas putri Indonesia masih panjang. Setelah menang 1-0 atas Kirgizstan, Safira Ika dan kolega akan menghadapi Pakistan pada Rabu (2/7/2025), dan Taiwan pada Sabtu (5/7/2025).
Kedua laga tersebut akan digelar di Indomilk Arena, Kelapa Dua, Tangerang, dengan kickoff pukul 20.00 WIB.
Komitmen dan sikap hormat Satoru Mochizuki terhadap budaya Indonesia menjadi contoh luar biasa bagi pelatih asing lainnya. Ia tidak hanya membangun tim dari sisi teknis, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dengan masyarakat Indonesia.