Resmi: Olympique Lyon Terdegradasi ke Ligue 2 karena Masalah Finansial

Kabar mengejutkan datang dari kancah sepak bola Prancis. Olympique Lyonnais, klub legendaris dengan tujuh gelar Ligue 1, resmi terdegradasi ke Ligue 2 untuk musim 2025/2026 akibat masalah keuangan yang membelit. Kepastian ini diumumkan usai pertemuan dengan otoritas pengawas keuangan sepak bola Prancis, DNCG (Direction Nationale du Contrôle de Gestion), yang menolak laporan keuangan Lyon.

Sudah Diperingatkan Sejak November, Utang Capai €500 Juta

Lyon sebenarnya telah menerima peringatan sejak November 2024. Kala itu, DNCG menjatuhkan sanksi degradasi bersyarat karena laporan keuangan klub dianggap tidak sehat. Dengan utang yang dilaporkan melebihi €500 juta, manajemen klub melakukan berbagai upaya restrukturisasi untuk menghindari hukuman tersebut.

Meskipun tampil gemilang di paruh kedua musim—bahkan finis di peringkat enam Ligue 1 dan lolos ke Liga Europa—krisis finansial yang belum terselesaikan membuat klub tak mampu meyakinkan DNCG untuk mempertahankan statusnya di kasta tertinggi.

Jual Saham dan Pemain Bintang, Tapi Tak Cukup

Eagle Football Group, konsorsium yang dimotori oleh John Textor, berupaya menstabilkan keuangan klub dengan langkah drastis. Di antaranya adalah menjual 42,9% saham mereka di klub Premier League, Crystal Palace, dan melepas tim wanita Olympique Lyonnais senilai £190 juta.

Dari pasar transfer, Lyon juga mengumpulkan sekitar £45 juta berkat penjualan Maxence Caqueret ke Como dan Rayan Cherki ke Manchester City. Beberapa pemain bergaji tinggi seperti Alexandre Lacazette dan Anthony Lopes pun telah dilepas demi efisiensi.

Namun, dalam dokumen resminya, DNCG menyatakan bahwa klub belum menunjukkan proyeksi kestabilan finansial jangka panjang yang memadai. Alhasil, keputusan degradasi tetap ditegakkan meskipun Lyon telah melakukan berbagai penyesuaian besar-besaran.

Lyon Ajukan Banding, Sebut Keputusan Tak Masuk Akal

Lyon segera merespons dengan menyatakan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut. Dalam pernyataan resminya, klub menyebut langkah DNCG sebagai sesuatu yang “tidak masuk akal” dan menyatakan bahwa mereka telah memenuhi seluruh permintaan, termasuk menyuntikkan dana ekuitas dalam jumlah besar.

“Berkat dukungan pemegang saham dan hasil penjualan saham Crystal Palace, kami memiliki sumber keuangan yang cukup untuk mengelola musim depan,” tulis pihak klub.

Lyon juga menilai bahwa performa di lapangan seharusnya menjadi indikator penilaian penting. Mereka menyoroti fakta bahwa klub berhasil meraih tiket ke Liga Europa sebagai bukti bahwa tim tetap kompetitif secara olahraga.

Dampak Degradasi dan Skenario Pengganti

Jika banding tersebut ditolak, maka Lyon akan resmi turun ke Ligue 2 dan posisinya di Ligue 1 musim depan kemungkinan besar akan diisi oleh Stade de Reims—klub yang sebelumnya kalah dari Metz dalam laga play-off degradasi.

Situasi ini menjadi pukulan berat bagi sepak bola Prancis, mengingat Lyon merupakan salah satu klub dengan sejarah, akademi, dan kontribusi besar bagi perkembangan sepak bola nasional.

Mungkin Anda Menyukai