Kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 masih menjadi buah bibir. Pelatih nasional, Rasiman, turut memberikan kritik tajam terhadap performa Garuda Muda yang pulang tanpa medali.
Direktur Akademi Persis Solo itu menilai Indra Sjafri sebagai sosok yang paling bertanggung jawab atas merosotnya prestasi Timnas U-22. Datang sebagai juara bertahan, Indonesia justru tersingkir lebih cepat secara tragis.
“Tentunya yang berhak melakukan evaluasi adalah federasi. Dalam hal ini Exco PSSI karena itu wewenang mereka,” ujar Rasiman kepada Bola.com, Minggu (14/12/2025).
“Namun apa pun yang terjadi, tanggung jawab terbesar tetap ada pada coach Indra sebagai nakhoda tim SEA Games,” lanjut mantan pelatih Persis Solo tersebut.
Tanggung Jawab Bersama
Meski begitu, Rasiman menegaskan bahwa kegagalan ini tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pelatih. Menurutnya, semua unsur federasi ikut bertanggung jawab, terutama karena lemahnya sistem pembinaan usia muda.
“Tidak bisa semuanya ditanggung pelatih. Yang terpenting bukan sekadar mengganti pelatih, tetapi bagaimana menciptakan sistem agar youth development Indonesia berjalan dengan baik,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa kurangnya kesempatan bermain di level senior membuat pemain muda terlihat masih seperti “belajar bermain bola” ketika tampil di turnamen besar.
“Anak-anak terlihat seperti baru belajar main bola karena mereka memang tidak punya kesempatan bermain di level tertinggi,” sambungnya.
Minim Pemain yang Jadi Andalan
Pernyataan Rasiman tersebut memang terlihat jelas. Dari 23 pemain yang dibawa ke SEA Games 2025, hanya segelintir yang merupakan andalan klub masing-masing. Mayoritas lebih sering menjadi penghuni bangku cadangan.
“Hanya sedikit pemain yang benar-benar punya menit bermain di level senior. Berbeda dengan tim-tim SEA Games sebelumnya,” ujar Rasiman.
“Bahkan saat coach Indra juara di edisi sebelumnya, mayoritas pemain saat itu aktif bermain di Liga 1,” imbuh ayah Syahrian Abimanyu tersebut.
Tersingkir di Fase Grup
Perjalanan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 terhenti di fase grup setelah hanya mengoleksi tiga poin—hasil sekali menang dan satu kali kalah.
Catatan tersebut membuat Garuda Muda gagal merebut tempat di semifinal melalui jalur runner-up terbaik. Ivar Jenner dan kawan-kawan kalah selisih gol dari Malaysia U-22 yang juga meraih tiga poin.
