Mantan penyerang Barcelona, Samuel Eto’o, kembali menjadi pusat perhatian setelah muncul laporan bahwa ia ikut mengintervensi proses pemanggilan pemain untuk Timnas Kamerun jelang Piala Afrika 2025. Sosok berusia 44 tahun itu disebut memanfaatkan posisinya sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Kamerun (FECAFOOT) untuk memengaruhi daftar skuad yang akan dibawa ke turnamen.
Eto’o, yang baru saja terpilih kembali sebagai presiden federasi, langsung menciptakan gelombang kontroversi tak lama setelah menjabat. Situasi memanas ketika ia mengambil langkah drastis dengan memberhentikan Marc Brys dari posisi pelatih kepala Timnas Kamerun. Keputusan mendadak tersebut memicu spekulasi bahwa Eto’o terlalu jauh masuk ke ranah teknis yang seharusnya menjadi kewenangan staf kepelatihan.
Dugaan keterlibatan Eto’o dalam menentukan pemain yang dipanggil semakin memperkeruh suasana. Laporan menyebutkan bahwa ia ingin memastikan beberapa keputusan tetap berpihak pada kepentingan tertentu, memunculkan anggapan bahwa ada upaya menjaga reputasi atau rekor pribadi dari masa lalu. Hal ini menimbulkan reaksi keras dari publik sepak bola Kamerun, yang menilai federasi seharusnya memberi ruang penuh kepada tim pelatih untuk bekerja tanpa tekanan eksternal.
Kondisi internal yang memanas ini datang pada waktu yang kurang ideal, mengingat Piala Afrika 2025 semakin dekat. Ketidakstabilan di federasi dan tim nasional dikhawatirkan berdampak pada persiapan skuad, yang seharusnya berfokus pada performa di lapangan.
Dengan tekanan publik yang terus meningkat, federasi dan Eto’o kini berada dalam sorotan untuk memberikan klarifikasi dan memastikan transparansi dalam proses pemanggilan pemain. Fans berharap polemik ini segera mereda agar Kamerun dapat tampil maksimal di turnamen besar yang akan datang.
