Penurunan performa Mohamed Salah musim ini kembali memunculkan tanda tanya besar di Liverpool. Pemain berusia 33 tahun itu baru mencetak lima gol di semua kompetisi—angka yang jauh di bawah standar yang ia tunjukkan selama bertahun-tahun. Menurunnya kontribusi Salah pun menciptakan dinamika baru di lingkungan Anfield.
Situasi tersebut semakin sorotan setelah Arne Slot dua kali beruntun mencadangkannya di Premier League. Keputusan itu mengejutkan banyak pendukung The Reds, mengingat Salah selama ini nyaris tak tersentuh dari susunan pemain utama. Dua laga di bangku cadangan tersebut memperkuat spekulasi adanya jarak antara pemain dan pelatih.
Kondisi ini kembali memunculkan pertanyaan besar: apakah era Salah di Liverpool mendekati akhir? Dengan performa yang tak konsisten dan menit bermain yang berkurang, masa depan salah satu ikon klub ini semakin jadi perbincangan hangat. Di tengah ketidakpastian tersebut, rumor besar dari Timur Tengah kembali mencuat.
Spekulasi terus berkembang karena momentum ini dianggap krusial bagi masa depan sang penyerang. Kontrak Salah masih berlaku hingga 2027, secara administratif membuat posisi Liverpool tetap kuat. Namun keputusan mencadangkannya dalam dua laga beruntun membuat situasi internal terasa semakin panas.
Saudi Pro League Siap Kembali Kejar Mohamed Salah
The Telegraph melaporkan bahwa Saudi Pro League kembali menunjukkan minat besar terhadap Salah. Para petinggi liga diklaim siap menyiapkan dana besar untuk memuluskan kepindahannya dari Inggris ke Arab Saudi. Dukungan finansial itu disebut tetap tersedia meski belanja SPL menurun pada bursa musim panas lalu.
Minat Arab Saudi terhadap Salah sejatinya bukan hal baru. Pada 2024, Liverpool menolak tawaran fantastis Al-Ittihad senilai 150 juta pound. Salah bahkan mengakui bahwa negosiasi dengan pihak SPL kala itu berlangsung “serius”, sebelum ia memilih memperpanjang kontrak di Anfield.
Laporan yang sama menyebutkan bahwa hubungan baik Salah dengan sejumlah tokoh penting SPL menjadi alasan mengapa peluang transfer ini kembali terbuka. Namun kini situasinya berbeda: setelah memperpanjang kontrak, kepindahan Salah tak bisa terjadi secara gratis dan membutuhkan biaya transfer besar.
Dorongan Arab Saudi untuk mendatangkan bintang global tetap agresif, terutama jelang persiapan Piala Dunia 2034. Dengan empat klub top SPL yang didukung Public Investment Fund (PIF), kekuatan finansial bukan masalah. Seperti disebutkan The Telegraph, “pendanaan akan tersedia jika Salah mengisyaratkan keinginannya meninggalkan Anfield”.
Dilema Liverpool: Melepas Cepat atau Menunggu Kontrak Habis
Liverpool kini menghadapi dilema penting terkait masa depan Salah. Dengan kontrak hingga 2027, secara administratif The Reds berada dalam posisi yang aman. Namun perubahan peran dalam sistem Arne Slot membuat klub harus memikirkan strategi jangka panjang.
Jika manajemen menilai kontribusi Salah akan terus menurun dalam skema baru, melepasnya lebih cepat bisa menjadi langkah realistis. Transfer bernilai besar akan membantu proses regenerasi skuad sekaligus menjaga stabilitas finansial klub—terlebih Salah kini memasuki usia 33 tahun.
Sebaliknya, mempertahankannya hingga kontrak mendekati akhir juga memiliki risiko. Jika tensi internal tak terselesaikan, Liverpool bisa berada dalam posisi lemah ketika nilai jual pemain menurun seiring habisnya kontrak. Ketidakpastian mengenai arah proyek jangka panjang pun bisa meningkat.
Sementara itu, Arab Saudi melihat kombinasi usia dan pengalaman Salah sebagai paket ideal untuk menjadi ikon global berikutnya. Mereka masih membutuhkan figur besar untuk terus mengangkat pamor liga. Pada akhirnya, keputusan berada di tangan Salah dan Liverpool—dengan situasi yang bisa berubah setiap pekan, khususnya setelah Slot mencadangkannya dalam dua laga beruntun.
