Spekulasi mengenai calon pelatih baru Timnas Indonesia kembali memanas setelah dua nama besar Eropa disebut semakin dekat dengan kursi pelatih Garuda. Giovanni Van Bronckhorst dan John Herdman menjadi figur yang paling ramai dibicarakan di Inggris maupun Belanda. Media seperti Sky Sports, Daily Mail, hingga Voetbalzone menilai keduanya sebagai kandidat serius bagi PSSI.
Ketertarikan publik tak lepas dari rekam jejak keduanya yang sama-sama kuat, meski memiliki karakter berbeda. Van Bronckhorst dikenal dengan pengalaman besar di level klub dan koleksi trofi bergengsi, sementara Herdman merupakan spesialis tim nasional yang sukses membawa Kanada lolos ke Piala Dunia setelah penantian panjang.
Diskusi semakin ramai setelah Voetbalzone mengangkat isu ini bersama audiensnya. Media Belanda tersebut menilai rumor ini patut diperhatikan mengingat reputasi kedua pelatih yang sama-sama mentereng.
Dengan latar belakang yang kontras namun sama-sama memiliki nilai jual tinggi, perbandingan keduanya menjadi menarik untuk ditelaah. Berikut profil lengkapnya.
Giovanni Van Bronckhorst: Kolektor Trofi dengan Filosofi Modern
Giovanni Van Bronckhorst adalah kandidat dengan pencapaian trofi paling impresif. Sepanjang karier kepelatihannya, ia meraih tujuh gelar dari empat klub. Bersama Feyenoord Rotterdam, ia memenangkan Eredivisie, Piala KNVB, dan Piala Super Belanda. Ia kemudian mempersembahkan Piala Skotlandia untuk Rangers, serta membantu Besiktas meraih Piala Super Turki pada awal musim 2024/2025.
Belum termasuk trofi Liga Inggris bersama Liverpool saat ia bekerja di staf pelatih Arne Slot.
Dari sisi taktik, Gio dikenal dengan gaya bermain modern dan agresif. Saat menangani Rangers, ia mengombinasikan formasi 4-3-3 dan 4-2-3-1, memaksimalkan serangan dari sisi sayap, serta menerapkan pressing tinggi. Pendekatan ini dianggap cocok dengan karakter Timnas Indonesia era Shin Tae-yong yang mengandalkan kecepatan dan transisi cepat.
Namun, Gio bukan tanpa kelemahan. Ia kerap mengalami inkonsistensi performa, yang beberapa kali berujung pada pemutusan kerja lebih cepat. Selain itu, ia belum memiliki pengalaman melatih tim nasional, hal yang mungkin dipertimbangkan PSSI.
John Herdman: Spesialis Tim Nasional dengan Struktur Bermain Fleksibel
Berbeda dari Gio, John Herdman dikenal sebagai pelatih yang sukses mengangkat performa tim nasional. Ia memulai karier bersama tim putri Selandia Baru sebelum beralih ke Kanada, di mana ia membawa tim putri negara itu tampil kompetitif di level internasional.
Puncak prestasinya datang pada 2022 ketika ia membawa tim putra Kanada lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 36 tahun. Dalam lima tahun kepemimpinannya, Herdman mencatat 36 kemenangan, 7 imbang, dan 15 kekalahan — sebuah statistik stabil untuk ukuran tim nasional.
Secara taktik, Herdman mengandalkan formasi dasar 3-4-3 yang bisa bertransisi menjadi 4-4-2 atau 4-2-3-1. Permainan dibangun dari seorang gelandang bertahan yang menjemput bola dari belakang, kemudian diarahkan menuju pemain sayap cepat — kekuatan utama Kanada dalam era Herdman. Struktur transisinya sering disebut efektif dan sulit ditebak.
Meski begitu, Herdman juga punya catatan negatif. Masa kerjanya di Toronto FC kurang memuaskan: dari 46 laga, ia menelan 25 kekalahan. Selain itu, ia belum pernah meraih trofi sebagai pelatih kepala.
Dua Karakter Berbeda, Satu Kursi yang Sama
Giovanni Van Bronckhorst dan John Herdman menghadirkan dua profil berbeda. Gio unggul dalam pengalaman klub besar, raihan trofi, dan filosofi modern yang berpotensi cocok dengan karakter Timnas Indonesia. Namun ia belum berpengalaman di level tim nasional.
Sebaliknya, Herdman adalah spesialis tim nasional dengan struktur bermain yang fleksibel dan modern, tetapi tanpa trofi dan dengan catatan kurang memuaskan di level klub.
Pada akhirnya, PSSI harus menentukan arah yang ingin diambil: memilih pelatih berprofil juara seperti Van Bronckhorst atau sosok dengan spesialisasi tim nasional seperti Herdman. Keduanya menawarkan kelebihan dan tantangan tersendiri.
