Deretan Negara yang Pernah Dibekukan FIFA karena Campur Tangan Politik: Selain Indonesia, Siapa Saja?

Hubungan antara politik dan olahraga kian sulit dipisahkan, terutama menjelang Piala Dunia 2026. Berbagai ketegangan geopolitik membuat FIFA berulang kali harus turun tangan untuk menjaga independensi sepak bola internasional.

Sepanjang sejarah modern, setidaknya ada 10 negara yang pernah dibekukan FIFA akibat campur tangan politik—sebuah pelanggaran serius terhadap regulasi organisasi sepak bola dunia. Ada negara yang terkena sanksi karena konflik geopolitik dan perang, dan ada pula yang dihukum karena intervensi pemerintah dalam federasi sepak bola, termasuk Indonesia.

Rangkaian kasus ini menjadi pengingat bahwa campur tangan pihak luar, terutama pemerintah, dapat mengancam masa depan sepak bola nasional. Meski banyak yang berharap olahraga bisa steril dari urusan politik, kenyataannya keduanya semakin saling berkelindan.

Berikut daftar negara yang pernah dibekukan FIFA karena intervensi politik.


Negara-Negara Asia yang Pernah Dibekukan FIFA

Kuwait dan Brunei: Berkali-kali Tersandung Intervensi Pemerintah

Kuwait menjadi salah satu negara yang paling sering mendapat hukuman FIFA. Mereka pertama kali disuspensi pada 2007 akibat campur tangan pemerintah dalam urusan federasi sepak bola. Sanksi serupa kembali dijatuhkan pada 2008 dan 2015, yang membuat Kuwait gagal tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2018.

Brunei mengalami situasi yang hampir sama. Pada 2009, FIFA menjatuhkan larangan global karena pemerintah dianggap ikut mengatur federasi sepak bola mereka. Sanksi baru dicabut pada 2011 setelah struktur organisasi kembali sesuai ketentuan FIFA.


Irak, Indonesia, dan Pakistan: Korban Campur Tangan Pihak Ketiga

Irak sempat dibekukan pada 2009 setelah Komite Olimpiade Nasional membubarkan federasi sepak bola dan menyita kantornya. Empat bulan kemudian, sanksi dicabut setelah pemerintah menarik diri dari intervensi tersebut.

Indonesia juga terkena suspensi pada 2015 akibat dualisme kepengurusan serta campur tangan pemerintah. Selama setahun, Timnas Indonesia absen dari beberapa ajang penting dan tidak dapat bersaing di panggung internasional.

Pakistan menjadi negara Asia terbaru yang dibekukan FIFA. Federasi mereka dianggap gagal menerapkan konstitusi baru serta tidak melaksanakan pemilihan secara demokratis. Sanksi dicabut pada 2025, meski mereka tetap gagal tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026.


Sanksi di Afrika, Eropa Timur, dan Amerika

Rusia dan Negara-negara Afrika: Konflik hingga Kekuasaan Pemerintah

Rusia sampai saat ini masih berada dalam status dibekukan FIFA akibat invasi ke Ukraina. Mereka menjadi satu-satunya negara yang dilarang mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2026. UEFA pun menerapkan larangan serupa untuk seluruh kompetisi Eropa.

Di Afrika, tiga negara pernah mendapat hukuman: Kenya, Kongo, dan Sierra Leone.

  • Kenya tiga kali disanksi (2004, 2006, dan 2022) karena berulang kali terjadi intervensi pemerintah dalam urusan federasi.

  • Kongo disuspensi pada Februari 2025 setelah pihak ketiga mengambil alih fasilitas dan struktur federasi. Sanksi dicabut beberapa bulan kemudian.

  • Sierra Leone dibekukan pada 2018 setelah pemerintah menyingkirkan presiden dan sekjen federasi. Hukuman dicabut pada 2019 setelah pengadilan mengembalikan keduanya ke posisinya.


Guatemala: Satu-satunya dari CONCACAF

Guatemala menjadi satu-satunya negara dari kawasan Amerika Utara–Tengah yang pernah dibekukan FIFA. Pada 2016, otoritas lokal dinilai menghalangi kerja komite khusus bentukan FIFA untuk menangani skandal korupsi di federasi. Intervensi tersebut membuat Guatemala disanksi hingga mereka memulihkan kembali independensi federasi.

Mungkin Anda Menyukai