Madrid – Real Madrid sedang memimpin klasemen sementara La Liga musim ini setelah meraih kemenangan 3-1 atas Villarreal. Namun, di balik hasil positif tersebut, pelatih Xabi Alonso dihadapkan pada sejumlah persoalan yang tak bisa diabaikan.
Jeda internasional kali ini memberikan waktu ideal bagi Alonso untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap performa tim. Meskipun masih berada di jalur yang baik, kekalahan dari Atletico Madrid dan Paris Saint-Germain mengungkap kelemahan-kelemahan yang bisa menjadi penghambat ambisi klub musim ini.
Berikut tiga hal krusial yang perlu segera dibenahi Xabi Alonso jika ingin mempertahankan dominasi Madrid hingga akhir musim:
1. Menangani Rotasi Pemain Bertalenta Tinggi
Mengarahkan skuad bertabur bintang bukan perkara mudah, bahkan bagi pelatih sekelas Xabi Alonso. Real Madrid memiliki kedalaman tim yang luar biasa, dan hal ini menjadi dilema tersendiri ketika harus melakukan rotasi.
Pemain muda seperti Endrick, yang didatangkan dengan nilai transfer fantastis, masih belum mendapat menit bermain reguler. Hal serupa juga dialami Dani Ceballos dan beberapa pemain potensial lain yang lebih sering menghangatkan bangku cadangan.
Tugas Alonso adalah menjaga motivasi seluruh pemain tetap tinggi, sambil memastikan tidak ada ketegangan internal yang bisa merusak keharmonisan tim.
2. Membangun Duet Kokoh di Lini Belakang
Pertahanan Madrid belum menunjukkan kestabilan yang diharapkan. Kehilangan figur pemimpin seperti Sergio Ramos dan Nacho di lini belakang menyisakan celah yang belum sepenuhnya tertutup.
Kembalinya Eder Militao setelah cedera memberi sedikit harapan, namun kemitraannya dengan Dean Huijsen masih menyisakan tanda tanya. Huijsen memang berbakat, namun belum sepenuhnya nyetel dengan ritme permainan dan tekanan di klub sebesar Real Madrid.
Jika ingin bersaing di level tertinggi, Madrid butuh sosok bek tengah yang bisa memimpin dan menjaga kestabilan saat menghadapi lawan tangguh.
3. Minimnya Pengatur Irama di Lini Tengah
Sektor gelandang menjadi area lain yang membutuhkan perhatian khusus. Kehilangan dua maestro, Luka Modric dan Toni Kroos, membuat Madrid kekurangan sosok yang bisa mengatur tempo dan ritme permainan.
Meski Arda Guler menunjukkan potensi besar, gaya bermainnya lebih menyerang dibandingkan sebagai pengatur alur. Tanpa gelandang bertipe “metronom”, beban untuk menciptakan peluang terlalu besar jatuh ke lini depan.
Xabi Alonso perlu menemukan pemain yang mampu mengisi peran tersebut, baik dari dalam skuad maupun melalui strategi jangka pendek menjelang bursa transfer.
Kesimpulan
Dengan jadwal kompetisi yang semakin padat, Xabi Alonso harus bergerak cepat untuk mengatasi tiga tantangan ini. Meski Madrid masih berada di puncak, keberhasilan mempertahankan posisi tersebut akan sangat bergantung pada bagaimana pelatih muda ini menyusun ulang kekuatan tim secara seimbang dan efektif.
