Rafael Struick akhirnya memecah kebuntuan golnya setelah hampir setahun tak mencetak angka di level kompetitif. Striker muda Timnas Indonesia itu terakhir kali menjebol gawang lawan saat masih berseragam Brisbane Roar, tepat setahun lalu pada 1 November 2024, dalam laga melawan Sydney FC di ajang A-League.
Menariknya, pada tanggal yang sama tahun ini, Struick kembali mencatatkan namanya di papan skor — kali ini di ajang AFC Challenge League 2025/2026, saat Dewa United mengalahkan Shan United FC dengan skor meyakinkan 4-1.
Masuk sebagai pemain pengganti Stefano Lilipaly di menit ke-51, Struick hanya butuh sembilan menit untuk mencetak gol. Dengan gaya khasnya, ia melepaskan tembakan akurat yang tak mampu dijangkau kiper Shan United, Pyaye Phyo Aung. Gol itu menjadi bukti ketenangan dan insting tajamnya di depan gawang.
“El Klemer van Basten”
Performa Struick langsung mendapat sorotan dari pengamat sepak bola senior asal Malang, Gusnul Yakin. Ia menilai pemain 21 tahun itu memiliki karakter khas seorang “penyerang pembunuh” yang berbahaya ketika diberi ruang tembak.
“Gaya bermain Rafael Struick mengingatkan saya pada Marco van Basten. Bukan tipe striker petarung, tapi sangat mematikan kalau sudah mendapat sedikit ruang. Saya ingin memberinya julukan tambahan — bukan hanya El Klemer, tapi El Klemer van Basten,” ujar Gusnul.
⚡ Keunggulan Struick Dibanding Striker Lain
Gusnul juga menilai bahwa kemampuan teknis Struick lebih unggul dibandingkan penyerang lain di Timnas Indonesia seperti Ole Romeny, Jens Raven, maupun Ramadhan Sananta.
“Secara fisik memang dia tidak kekar, bahkan terlihat ramping. Tapi dalam hal olah bola, Rafael masih yang terbaik di antara striker yang ada. Kontrol, penempatan posisi, dan keputusan saat menembak sangat matang,” jelasnya.
Berani Bermanuver di Kotak Penalti
Selain mencetak gol, Struick juga berperan dalam terciptanya penalti yang dieksekusi Alexis Messidoro di menit ke-58. Aksi individunya yang menusuk ke kotak penalti memaksa bek Shan United melakukan pelanggaran.
“Dia kuat menggiring bola dan berani menusuk ke kotak penalti. Sayangnya, Patrick Kluivert tampaknya belum terlalu menyukai tipe striker seperti Struick. Tapi saya harap gol ini jadi titik balik untuk mengembalikan kepercayaan dirinya — baik di Dewa United maupun Timnas Indonesia,” tutup Gusnul.
Apakah kamu mau saya bantu buatkan judul versi media sosial (misalnya untuk Instagram atau TikTok) biar lebih menarik dan catchy?
Contoh:
“Setahun Puasa Gol, Rafael Struick Comeback dengan Julukan Baru: El Klemer van Basten! ”
